Pontianak (Antara Kalbar)- Ketua Komisi Pengawas Persiangan Usaha (KPPU) RI, Syarkawi Rauf mengatakan pihaknya bersama pemerintah berkomitmen dan serius memutus rantai faktor terjadinya kenaikan harga komoditas pangan startegis saat menjelang perayaan keagamaan.
"Setiap tahun dan sudah menjadi pola di tengah masyarakat terutama saat hari besar keagamaan harga pada naik. Baik itu karena pasokan maupun faktor distribusinya yang harus diputus rantainya," ujarnya di Pontianak, Senin.
Syarkawi menjelaskan dengan adanya upaya dan kerjasama serius dari berbagai pihak, maka saat ini dan ke depan harga keekonomian dari apa yang menjadi kebutuhan masyarakat akan bisa diwujudkan.
"Pembentukan harga itu dilihat dari dua hal yakni antara suplai dan permintaan. Apabila permintaan tinggi namun ketersedian stok tidak dipenuhi maka harga akan naik. Kemudian jika distribusi pangan terganggu juga mempengaruhi harga di pasar," kata dia.
Saat ini pihaknya fokus pada pengawasan terhadap sebelas pangan strategis agar selain suplai terjaga namun harga masih terjangkau.
"Komoditas pangan strategis tersebut seperti beras, minyak goreng, bawang putih, bawang merah, gula pasir, dagin beku, telur dan sebagainya itu harus dijaga baik dari sisi suplai dan distribusinya," terangnya.
Posisi KPPU katanya dalam hal ini memastikan agar komoditas strategis di pasar tidak ada dipermainkan oleh pelaku usaha.
"KPPU hadir untuk memastikan tidak ada permainan harga maupun suplai pangan oleh oknum pelaku usaha. Kita tidak mau ada permainan oleh oknum karena dengan tindakan tersebut masyarakat akan dirugikan," kata dia.
Pihaknya kata dia akan terus memantau dan memonitor kondisi harga pangan di Kalbar. Pihaknya bersama mitra terkait akan menindak tegas oknum memanfaatkan situasi yang ada.
"Pangan strategis terus kita kawal dan perpedoman pada harga eceran tertinggi. Kalau ada yang masih bandel dengan ketentuan yang ada, saksinya berupa denda dan terberat adalah dicabut izin usahanya apabila terbukti melanggar ketentuan yang ada," kata dia.
KPPU - Pemerintah Berkomitmen Putus Mata Rantai Kenaikan Harga
Senin, 22 Mei 2017 14:38 WIB