Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Singkawang, A Kismed mengatakan, sampai Senin malam (3/9) sudah menerima laporan sebanyak 153 kasus yang diduga Hepatitis A.
"Itu baru sampai kemarin malam. Sementara laporan yang masuk pada Selasa, belum divalidasi," kata Kismed, Rabu.
Dia berharap setelah status kejadian luar biasa (KLB) penyebaran virus Hepatitis A di Kota Singkawang dilaporkan maka akan menjadi perhatian pusat.
"Artinya, biaya pemeriksaan sampel air maupun darah dari si penderita yang diambil secara sampling (10 dari 50 penderita) bisa ditanggung oleh pemerintah pusat," katanya.
Baca juga: Dinkes Kalbar selidiki wabah Hepatitis di Singkawang
Mengingat, biaya untuk mengecek darah di labroratorium cukup mahal (hampir Rp500 ribu per sampel) dan tidak ditanggung BPJS.
Menurutnya, kejadian ini pun sudah menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalbar, dimana beberapa petugas Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar datang ke Singkawang untuk mengambil sampel makanan dan minuman.
"Ada tiga orang dari Dinkes Provinsi Kalbar yang datang ke Singkawang," ucapnya.
Sementara Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan mengatakan, untuk menetapkan status wabah Hepatitis A ke dalam KLB, masih menunggu pendalaman dan evaluasi dari Dinas Kesehatan bekerjasama dengan RSUD Abdul Aziz Singkawang.
Baca juga: Sambas waspada Hepatitis A
"Artinya Dinas Kesehatan Singkawang harus terus mendalami dan memonitor perkembangan Hepatitis A," katanya.
Menurutnya, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Singkawang sudah bekerja mengambil sampel-sampel minuman di beberapa tempat seperti kantin sekolah dan rumah tangga.
"Mudah-mudahan dalam waktu yang cepat, hasil laboratorium itu sudah dapat diketahui sehingga kita bisa mengantisipasi penularan wabah ini," ujarnya.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat membeli jajanan atau minuman di luar rumah.
Penderita Hepatitis A Singkawang meningkat
Rabu, 5 September 2018 15:52 WIB