Jakarta (ANTARA) - Yang diperlukan cukup bersabar untuk dapat satu atau dua porsi tahu kriuk yang terletak di dekat Stasiun MRT Haji Nawi, Jakarta Selatan yang viral di media sosial karena pedagangnya cantik bak model iklan.
Tak lebih dari rasa penasaran yang mendorong calon pembeli berdatangan, dengan rasa ingin tau seperti apa tahu kriuk dimasak oleh penjualnya yang cantik lulusan S2 Manajemen Industri.
Rasanya menunggu 15 atau bahkan 20 menit tak jadi soal selama masih ramai yang mengantre semakin larut dalam antusiasme mencoba hal baru, jangan khawatir bosen ketika menunggu, si empunya menyediakan kursi untuk pembeli duduk sambil bercengkrama atau melihat kesibukan Amanda Nurani Nataprawira (26) mengolah tahu di kuali.
Kalau mau seru, menunggu bisa memesan segelas kopi atau es cokelat di kios sebelah yang dengan harga terjangkau, syukur-syukur setelah pesanan tiba, Mbak Amanda bisa diajak berswafoto, hitung-hitung untuk ‘update status’ di laman sosial media, itupun kalau dia tidak lagi sibuk mengaduk tahu dalam bejana.
Baru tiga minggu berjualan sejak dibuka pertengahan Januari, mendadak tahu kriuk waralaba (franchise) “Tahu Go!” milik Amanda langsung viral, berkat cuitan dan video seorang youtuber yang menyematkan kata 'penjual tahu cantik'.
Seperti mantra pengundang tamu, pembelipun antusias berdatangan terutama pada akhir pekan, antrean bisa memadati are parkiran, tua muda, pasangan maupun sendirian, datang untuk mencicipi ketenaran tahu kriuk pedagang cantik.
Berawal dari postingan tersebut, warganet mengenal tahu kriuk dekat Stasiun MRT Haji Nawi punya Mbak Amanda yang cantik. Padahal Amanda tak seorang diri memulai usaha kulinernya yang baru seumur jagung.
Usaha kecil-kecilan tersebut dirintis bersama suami Achmad Syahbana (25), merupakan mimpi bersama sejak mereka memutuskan menikah Agustus 2019 lalu.
"Usaha kita berdua, Agustus setelah nikahan pingin punya usaha diobrolin sama istri, karena kita punya kesibukan masing-masing, kita coba memulai usaha dari yang sederhana aja, makanya kita pilih waralaba," kata Achmad Syahbana saat ditemui ANTARA awal Februari lalu.
Memilih waralaba
Bagi Syahbana, viral adalah rejeki pernikahan dari Tuhan untuk mewujudkan mimpi membangun usaha bersama istri. Tapi untuk mencapai itu tidaklah turun dari langit, harus melalui proses yang berdarah-darah.
Ia dan istri harus memikirkan mulai dari warung buka hingga tutup, menyiapkan segala keperluan di warung, membeli semua perlengkapan seperti minyak goreng, cabai dan gas dilakukan berdua.
Memilih waralaba sebagai usaha awal adalah strategi untuk meringankan beban tugas, memperkecil modal dan meminimalisir risiko. Alasan Syahbana sederhana, karena awam di dunia usaha.
Menurut mantan karyawan di perusahan ‘ride-hailing’ PT Gojek Indonesia itu mereka terkendala untuk melakukan riset dan pengembangan usaha, oleh karena itu pilihan jatuh pada waralaba.
Syahbana hanya mengeluarkan modal Rp18,5 juta untuk membeli lisensi kepada pemilik waralaba, termasuk pasokan tahu, gerobak, etalase, kuali dan kompor telah disediakan.
Modal tersebut terbilang normal, karena lulusan Universitas Bina Nusantara (Binus) tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya sewa tempat untuk usaha yang anggarannya rerata Rp500 ribu hingga Rp1 juta per bulan.
Terbantu dengan unit ruko miliknya di dekat Stasiun MRT Haji Nawi, Syahbana dan istrinya memulai usaha dibantu juga oleh keluarga. Dari mulai menyewa pekerja dua orang, kini mereka memiliki empat orang pekerja.
Sejak viral, penjualan tahu sehari-hari bisa mencapai 6.000 hingga 7.000 potong terutama di akhir pekan, catatan penjualan terbanyak mencapai 7.600 potong. Ada tiga paket yang ditawarkan, paket tahu isi 10 dijual Rp17 ribu, tahu isi 15 Rp24 ribu dan tahu isi 20 Rp32 ribu.
"60 persen pembeli langsung yang datang ke warung, sisanya kami bermintra dengan ojek daring," kata Syahbana.
Istri cantik bawa viral
Sejak viral, usaha tahu Syahbana dan istri jadi perbincangan bahkan mengundang sejumlah youtuber berdatangan memborong 7.000 potong tahu dalam sehari. Tak hanya itu, sang istri pun kerap diundang mengisi siaran televisi sebagai bintang tamu, bahkan tawaran menjadi artis.
Menurut Syahbana, viral membawa dampak positif dan negatif bagi usahanya, selain istrinya menjadi lebih sibuk kerja di warung, juga kerap diundang sebagai bintang tamu televisi.
Hal positif yang dirasakannya, pemilik waralaba menambah jumlah pabrik tahu untuk memasok kebutuhan tahu bagi 30 pemegang lisensi, terutama warung milik Syahbana yang rerata setiap hari menghabiskan 6.000 potong tahu.
Dengan pendapatan rata-rata sehari mencapai Rp10,5 juta belum dikeluarkan untuk biaya operasional sekitar 50 persen, sehingga keuntungan bersih yang mereka dapat sebesar 50 persen dari pendapatan keseluruhan.
Amanda penyadang titel master bisnis manajemen tidak menyangka usaha tahu miliknya viral, karena selama ini jarang aktif di sosial media dan tidak mengikuti pemberitaan di media massa.
Sejak menerjunkan diri ke usaha tahu, Amanda totalitas mengerahkan perhatian dan tenaganya untuk memajukan usaha pertamanya. Baginya predikat cantik yang disematkan kepadanya adalah hal wajar, karena baginya seluruh wanita Indonesia cantik.
"Tujuan utama usaha bukan viral, kalau udah viral terus terkenal usaha ditinggal, tidak begitu. Ke depan aku ingin kaya gini terus, penjualan stabil," kata Amanda.
Amanda juga tidak mengubris omongan orang-orang yang menilai lulusan pascasarjana menjadi penjual tahu, baginya gelar yang disandangnya menjadi modal untuk membangun usaha impian bersama sang suami.
Usaha impian
Senada dengan Amanda, Syahbana menilai viral tersebut menjadi modal awal, dan semakin mendorong mereka untuk memulai usaha impian dengan merk dagang yang mereka rancang dan ciptakan sendiri, dengan tetap menjalankan bisnis waralaba yang sudah ada saat ini.
Pilihan usaha tetap bidang kuliner kaki lima, cemilan ringan yang bisa dipasarkan dalam pusat perbelanjaan bahkan siap untuk diwaralabakan. Usaha tersebut masih dalam tahap perencanaan, hingga kini persiapannya masih 70 persen dengan modal disiapkan sekitar Rp60 juta.
Untuk mewujudkan impian tersebut keduanya memilih total terjun di usaha tahu kriuk, berani meninggalkan pekerjaan kantoran yang telah digeluti selama kurang dari lima tahun.
Berkaca dari pengalaman yang didapat selama membuka usaha waralaba, ditambah ilmu bisnis manajemen yang dimiliki sang istri, Syahbana optimistis usaha yang akan mereka kembangkan berdua bisa berjalan ‘on the track’.
Terjun ke dunia wirausaha tidak lantas membuat pasangan master bisnis manajemen dan sarjana IT ini malu berkeringat, berjualan di emperan ruko. Justru ilmu selama di kampus yang didapatkan menjadi modal dasar mengembangkan usaha keduanya.
Menurut Syahbana, istrinya belajar banyak ketika mengambil tesis dengan riset tentang digital media, belajar bagaimana membuat orang tertarik dengan bisnis yang sedang dikembangkan, serta mengundang orang hadir sebagai mempromosikan.
Memilih bisnis kuliner lebih menjanjikan ketimbang properti dan jasa lainnya, selain menjanjikan, keduanya mengaku tidak memiliki latarbelakang mengembangkan usaha selain kuliner.
"Untuk sekarang ini bisnis yang masih kelihatan naik terus itu makanan, dibanding bisnis yang lain," kata Syahbana.
Komentar warganet
Tahu kriuk Mbak Cantik buka setiap hari dari jam 10.00 hingga paling malam pukul 21.00 WIB. Sejak viral, pembeli datang dari berbagai wilayah selain Jakarta juga dari Bogor, Depok dan Tanggerang.
Ida (45) sengaja singgah untuk mencicipi tahu kriuk karena rasa penasaran setelah beritanya ramai di jagat 'twitter'.
"Penasaran aja, liat di twitter ramai beritanya, apalagi pernah tayang di 'brownies', kebetulan lewat sekalian singgah," kata Ida yang datang bersama ketiga temannya.
Rasa penasaran dan ingin mencoba tahu kriuk karena viral di sosial media juga jadi alasan Vera (20), mahasiswa UIN Jakarta yang jauh-jauh datang dari Ciputat, Tanggerah.
Meski harus sabar mengantre, Vera antusias untuk mencoba jajanan yang sedang diburu para penikmat kuliner.
"Liat di twitter ramai, katanya rasanya enak, jadi pingin coba juga, kebetulan lagi jalan-jalan di Sudirman," kata Vera.
Kisah dibalik viralnya pedagang tahu cantik
Sabtu, 29 Februari 2020 22:10 WIB