Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengajak perguruan tinggi ikut menyiapkan talenta digital nasional, sebagai salah satu langkah untuk mempercepat transformasi digital.
"Kita melakukan kerja sama dengan berbagai universitas untuk memastikan tersedianya pengambil kebijakan di bidang digital," kata Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, dikutip dari siaran pers, Sabtu.
Seruan agar perguruan tinggi berpartisipasi dalam trnasformasi digital ini keluar ketika Menteri Johnny menghadiri UPH Festival di Tangerang, Banten, Jumat (26/8). Dia mencontohkan ketika pemerintah mengembangkan program kota cerdas (smart city), harus ada pengambil kebijakan bidang digital di kota-kota tersebut.
Baca juga: Dukung transformasi digital, Telkom asah 3.000 talenta
Baca juga: Tokocrypto - Kemendikbudristek bermitra dukung program Kampus Merdeka
Perguruan tinggi juga bisa ambil bagian dalam memberikan pelatihan kebijakan digital untuk perusahaan rintisan.
Contoh sinergi pemerintah dengan perguruan tinggi yang saat ini sudah berlangsung adalah program Digital Leadership Academy, pelatihan digital tingkat lanjut untuk menyiapkan pengambil kebijakan bidang digital.
Program ini terbuka untuk tingkat pimpinan baik dari sektor publik maupun swasta.
Pada program ini, Kominfo bekerja sama dengan delapan perguruan tinggi mancanegara, yaitu Tsinghua University, National University of Singapore, Oxford University, Cambridge University, Imperial College London, Harvard Kennedy School, Cornell University, dan MIT.
"Saya mengundang para dosen, para kepala dinas, bupati, walikota, sekretaris daerah di seluruh daerah. Mari manfaatkan (Program DLA Kominfo), sekitar 500 kursi per tahun untuk ambil bagian di dalamnya. Sekali lagi, saya mengundang untuk mengambil bagiannya menjadi digital master dan mentor karena ini kita lakukan untuk kita semuanya," kata Johnny.
Baca juga: Talenta digital tingkatkan daya saing bangsa
Baca juga: Huawei ingin perkuat kehadiran talenta digital di Asia Pasifik
Kementerian Kominfo menyiapkan pelatihan digital dalam tiga tingkatan supaya bisa menjangkau masyarakat luas. Selain pada tingkat lanjutan, pelatihan juga terdiri dari tingkat dasar dan menengah.
Pelatihan tingkat dasar diwujudkan dalam Gerakan Nasional Literasi Digital yang berpegang pada empat kurikulum dasar, yaitu keamanan digital, keterampilan digital, kebudayaan digital dan etika digital.
"Pelatihan ini untuk tahu apa dan bagaimana menggunakan gadget agar mereka bisa memanfaatkan digital economy, bisa memanfaatkan e-commerce, anak-anak sekolah kita bisa memanfaatkan digital edutech, e-health dan lain sebagainya," kata Johnny.
Pelatihan digital tingkat menengah berupa Digital Talent Scholarship, setiap tahun pemerintah membuka 200.000 kursi untuk mencetak tenaga terampil tingkat menengah.
Pada tingkat ini, keikutsertaan terbuka untuk lulusan sekolah menengah atas, mahasiswa atau lulusan baru perguruan tinggi (fresh graduate).
Baca juga: Indonesia butuh 9 juta talenta digital
Sang menteri mengajak mahasiswa untuk mengikuti pelatihan seperti ini supaya tidak bergantung pada keahlian berdasarkan jurusan kuliah yang diambil.
"Bergabunglah agar kita menghasilkan dan menyiapkan talenta-talenta digital," kata Johnny.
Pemerintah membuat pelatihan digital seperti ini agar tidak ada kekosongn tenaga ahli bidang digital di dalam negeri. Pemerintah menginginkan dunia digital Indonesia diisi oleh talenta digital lokal.
Baca juga: Indosat Oeredoo dukung talenta digital mahasiswa Kalbar melalui IDcamp
Perguruan tinggi diimbau siapkan talenta digital
Sabtu, 27 Agustus 2022 9:33 WIB