Palangka Raya (ANTARA) - Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah sepakat forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) setempat untuk segera menyelesaikan persoalan dan bentrok yang terjadi di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan.
Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran di Palangka Raya, Minggu, mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung penuh kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah daerah dan instansi vertikal terkait agar konflik yang terjadi antara masyarakat dan PT Hamparan Masawit Bangun Persada (PT HMBP) di Desa Bangkal segera diselesaikan.
"Pak Gubernur dan forkopimda sudah berangkat ke Kabupaten Kotawaringin Timur untuk rapat dengan Pemerintah Kabupaten Seruyan dan pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kami tentu sangat mendukung agar konflik ini segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya," kata Agustiar Sabran.
Kakak kandung Gubernur Kalteng Sugianto Sabran tersebut juga menyampaikan ucapan dukacita mendalam atas meninggal dan adanya masyarakat yang terluka akibat bentrokan di lokasi PT HMBP di Desa Bangkal tersebut yang diduga memperjuangkan realisasi plasma 20 persen.
"Tadi pagi kami juga telah membesuk korban luka-luka akibat bentrokan tersebut. Semoga tidak ada lagi korban jiwa karena kami sangat berduka dengan adanya korban jiwa akibat bentrok seperti ini," ucapnya.
DAD Kalteng juga mengimbau pihak kepolisian dan masyarakat untuk menahan diri dan bersinergi menciptakan ketenteraman dan ketertiban di daerah konflik.
Bahkan, memperhatikan informasi dan laporan yang masuk berkenaan dengan maraknya keberadaan organisasi masyarakat atau ormas-ormas, baik yang mengatasnamakan masyarakat Dayak maupun lainnya.
"Maka, dengan kerendahan hati kami minta untuk turut serta memberikan ketenangan dan keteduhan bagi anggota-anggotanya. Beri ruang bagi pemkab untuk bekerja sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Hormati kelembagaan adat Dayak di Kalimantan Tengah dukung lembaga adat untuk memberikan keteduhan pascakonflik demi kedamaian bersama," demikian Agustiar Sabran.
Dalam bentrokan yang terjadi pada hari Sabtu (7/10) di Desa Bangkal, tepatnya di PT HMBP, dikabarkan ada yang meninggal dunia, salah satunya warga. Bahkan, aparat kepolisian setempat dan warga di daerah setempat terus berjaga-jaga guna mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan dan lainnya.