Beijing (ANTARA) - Presiden Xi Jinping menyebut China tetap berkomitmen melakukan pembangunan damai yang fokus untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya, serta bukan untuk menggeser posisi negara manapun.
"China akan tetap berkomitmen pada jalur pembangunan damai. Tujuan utama pembangunan China adalah untuk memperbaiki kehidupan rakyat, bukan untuk menggeser siapa pun," kata Presiden Xi Jinping dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-30 para pemimpin ekonomi APEC di San Fransisco, Amerika Serikat pada Jumat (17/11) sebagaimana pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri China yang diterima ANTARA di Beijing pada Sabtu.
Dalam pernyataan tersebut disampaikan bahwa China melakukan modernisasi untuk tujuan yang utama yaitu membangun negara besar dan meremajakan negara di semua lini.
"Modernisasi China akan membawa peluang yang lebih besar bagi dunia untuk melakukan modernisasi di semua negara. Saya siap bekerja sama dengan Anda untuk mencapai kesuksesan baru di Asia-Pasifik dan menyongsong '30 tahun emas' selanjutnya di kawasan," ungkap Presiden Xi.
Presiden Xi mengutip pepatah China kuno "Demi tujuan yang benar, saya akan terus maju, tidak gentar oleh ribuan orang yang menghalangi saya", ia pun mengajak anggota APEC untuk tetap berkomitmen dengan misi awal pendirian APEC.
"Kita harus menanggapi tuntutan zaman dan menghadapi tantangan global bersama-sama. Kita harus sepenuhnya mewujudkan Putrajaya Vision untuk membangun komunitas Asia-Pasifik yang terbuka, dinamis, tangguh dan damai demi kesejahteraan seluruh rakyat dan generasi mendatang," tambah Presiden Xi.
Ia pun mengajukan empat prinsip yaitu pertama berkomitmen terhadap pembangunan yang didorong oleh inovasi. Artinya mengikuti tren kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), lebih proaktif mendorong pertukaran dan kerja sama dalam iptek dan tidak diskriminatif atas kemajuan iptek.
Kedua, tetap berkomitmen terhadap keterbukaan dalam pembangunan. Presiden Xi meminta agar anggota APEC tetap melakukan perdagangan bebas, investasi tanpa hambatan dan mendukung serta memperkuat rezim perdagangan multilateral yang berpusat pada WTO dan menjaga rantai pasok global tetap terbuka dan stabil.
Ketiga, berkomitmen terhadap pembangunan hijau. Caranya adalah dengan mempercepat transisi menuju pembangunan ramah lingkungan yang rendah karbon dan memastikan bahwa pengurangan emisi karbon dan mitigasi polusi berjalan seiring.
Keempat, China mengajak untuk berkomitmen terhadap pembangunan inklusif yang memberikan manfaat bagi semua.
"Saya telah mengatakan dalam banyak kesempatan bahwa pembangunan yang sebenarnya adalah pembangunan untuk semua. Kita harus sepenuhnya melaksanakan Agenda Pembangunan Berkelanjutan PBB 2030, dan mengembalikan pembangunan ke dalam agenda internasional sebagai prioritas utama," ungkap Presiden Xi.
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama antara 21 entitas ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri pada 1989.
Anggota-anggota APEC adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Russia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam.
Kerja sama di APEC merupakan kerja sama non-politis, ditandai dengan keanggotaan Hong Kong dan Taiwan. Anggota APEC disebut "ekonomi" mengingat setiap anggota saling berinteraksi sebagai entitas ekonomi, dan bukan sebagai negara.
Tujuan utama APEC ini tertuang pada dokumen visi jangka Panjang APEC Putrajaya Vision 2040, yang disepakati pada 2020. Visi ini menggantikan Bogor Goals yang telah menjadi visi jangka panjang APEC sejak tahun 1994.
Baca juga: Indonesia, Brunei dan Malaysia desak gencatan senjata di Gaza
Baca juga: Presiden Joko Widodo kembali ke Tanah Air usai lawatan kerja ke AS dan Arab Saudi