Kota Gaza (ANTARA) - Hamas pada Kamis mengumumkan bahwa kelompok-kelompok perlawanan di Palestina telah mengambil “keputusan nasional” untuk menolak pembicaraan dengan Israel soal kesepakatan pertukaran tahanan jika tidak ada gencatan senjata.
Keputusan itu bergantung pada penghentian perang secara menyeluruh di Jalur Gaza, kata Hamas dalam pernyataannya di Telegram.
Pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, tiba di Kairo pada Rabu ketika Mesir berupaya memediasi kesepakatan baru tentang pertukaran sandera antara kelompok perlawanan Palestina itu dan Israel.
Selama sepekan jeda kemanusiaan di Gaza bulan lalu, Hamas telah membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga asing untuk ditukar dengan 240 warga Palestina, termasuk 71 perempuan dan 169 anak-anak, yang ditahan oleh Israel
Israel memperkirakan hampir 130 warganya masih disandera Hamas di Jalur Gaza, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok itu ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Sebagai tindakan balasan, Israel menyerang habis-habisan Jalur Gaza, yang hingga kini telah menewaskan hampir 20.000 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dan melukai 52.586 orang lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong Palestina itu.
Sumber: Anadolu