"Banjir terjadi semula di 13 RT, kini sudah 18 RT atau 0,059 persen dari 30.772 RT se-DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Isnawa menjelaskan, sebanyak 18 RT di Jakarta Timur itu terdiri dari empat RT di Kelurahan Bidara Cina dengan ketinggian air 40 hingga 50 sentimeter (cm).
Lalu, delapan RT di Kampung Melayu (40-75 cm), lima RT di Cawang (40 cm) dan satu RT di Cililitan (50 cm).
"Sedangkan wilayah yang sudah surut yakni tiga RT di Pejaten Timur," ujarnya.
Hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Minggu (14/04) menyebabkan kenaikan status Bendung Katulampa menjadi Siaga Tiga (waspada) pada pukul 17.00 WIB.
Kemudian, Pos Pantau Sunter Hulu menjadi Siaga Tiga (waspada) pada pukul 18.00 WIB, Pos Pantau Sunter Hulu menjadi Siaga Dua (siaga) pada pukul 20.00 WIB dan Pos Depok menjadi Siaga Tiga (waspada) pada pukul 21.00 WIB.
Kemudian, Pos Pantau Sunter Hulu menjadi Siaga Tiga (waspada) pada pukul 18.00 WIB, Pos Pantau Sunter Hulu menjadi Siaga Dua (siaga) pada pukul 20.00 WIB dan Pos Depok menjadi Siaga Tiga (waspada) pada pukul 21.00 WIB.
Ia menambahkan, total ada 267 petugas penanggulangan bencana atau tim reaksi cepat (TRC) yang bertugas di seluruh wilayah rawan banjir.
BPBD DKI telah memetakan 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta dengan rincian sebagai berikut:
Jakarta Barat berlokasi di Rawa Buaya, Tegal Alur, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, dan Kembangan Utara (lima kelurahan);
Jakarta Selatan berlokasi di Cipete Utara, Petogogan, Cipulir, Pondok Pinang, Ulujami, Pondok Labu, Bangka, Pejaten Timur, dan Jati Padang (sembilan kelurahan);
Jakarta Timur berlokasi di Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Cipinang Melayu, Kebon Pala, Makasar, dan Rambutan (delapan kelurahan);
Jakarta Utara berlokasi di Pademangan Barat, Pluit dan Rorotan (tiga kelurahan).