Jakarta (ANTARA) - Striker Persis Solo Ramadhan Sananta mengaku akan bekerja keras dan memberikan yang terbaik untuk kembali mendapatkan panggilan mengenakan jersei timnas Indonesia yang terdekat akan berlaga di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada September mendatang.
Sananta merupakan striker andalan pelatih Shin Tae-yong. Striker kelahiran Daik, Lingga, Provinsi Kepulauan Riau itu memiliki 10 caps bersama timnas senior dengan lima gol dan memiliki 11 caps bersama timnas U-23 dengan koleksi tiga gol.
Dari dua pemanggilan timnas terakhir yaitu putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup F pada Maret lalu dan di Piala Asia U-23 2024 Qatar beberapa waktu lalu, Sananta selalu menjadi bagian Merah Putih.
Namun, pada dua laga penutup putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup F melawan Irak dan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, beberapa hari yang lalu namanya tidak ada dalam daftar yang dipanggil pelatih asal Korea Selatan itu.
"Saya harus memberikan yang terbaik di liga dan saya harus belajar apa kekurangan saya. Saya bilang 'saya gak takut bersaing', saya harus maju dan bersedia maju lagi berseragam Indonesia," kata Sananta saat ditemui ANTARA di Jakarta Selatan, Jumat.
"Tentu sangat sedih karena gak dipanggil. Tapi saya selalu positif mungkin ke depannya saya harus bekerja lebih baik," lanjutnya.
Striker 21 tahun itu mengatakan saat ini ia juga terus menjaga kebugaraannya setelah kompetisi di Indonesia sedang memasuki masa libur.
Ia mengatakan apa yang dilakukannya ini selain untuk kembali berseragam Merah Putih, juga agar dia tetap menjadi pilihan utama dalam klubnya di tengah rencana regulasi pemain asing kompetisi Liga 1 Indonesia musim depan yang akan menggunakan delapan pemain asing.
"Ada (latihan) karena kita sudah memasuki libur kompetisi jadi saya harus menjaga kebugaran saya. Kita tahu sendiri liga ini rencana ada delapan pemain asing. Saya harus kejar terus ketertinggalan saya dan saya harus terus belajar selayaknya sebagai striker," katanya.
Indonesia melaju ke putaran ketiga setelah mengalahkan Filipina dengan skor 2-0 pada laga penutup Grup F di SUGBK, Jakarta, Selasa (11/5) lalu.
Pada laga itu, Indonesia memiliki banyak peluang untuk meraih kemenangan dengan skor lebih dari dua gol. Namun, buruknya penyelesaian akhir Garuda membuat 20 tembakan yang dilakukan yang tujuh di antaranya tepat sasaran dan satu tembakan membentur mistar gawang, hanya membuahkan dua gol yang dicetak Thom Haye dan Rizky Ridho.
Mengomentari soal hal itu, sebagai seorang striker, Sananta mengaku sedikit geregetan. Namun, ia juga memaklumi keadaan rekan-rekannya di timnas yang kesulitan mencetak banyak gol.
"Ya saya tentu yang melihat gereget karena mungkin peluangnya banyak. Mungkin saya gak tahu ya, saya merasa kondisinya di dalam lapangan dan di luar lapangan beda," katanya
"Karena di dalam lapangan kan kita harus mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Ini saya merasakan ya mungkin ada kesalahan yang harus kita pelajari," tambahnya.