Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut program prioritas kementerian akan tetap berjalan dan bertransformasi meski terjadi efisiensi atau pemotongan anggaran.
"Saya rasa dengan keterbatasan dana BUMN selama ini, saya nggak ngeluh, kita kerja keras saja maksudnya," kata Erick di Jakarta, Senin.
Erick mengatakan BUMN akan terus bekerja keras meski anggaran yang diterima menyusut. Namun demikian, ia tidak bisa berkomentar lebih rinci lantaran jumlah pemotongan anggaran untuk kementerian BUMN belum diputuskan.
Menurut Erick, pihaknya akan mencari cara untuk tetap melanjutkan proyek-proyek yang sudah berjalan. Ia optimistis, kebijakan-kebijakan yang ada di BUMN dapat terus berjalan.
"Kita coba cari jalan gitu tanpa mengeluh, karena kita yang penting push bahwa kebijakannya jalan, transformasi BUMN-nya jalan," ujarnya.
Diketahui, Kementerian Keuangan telah menerbitkan surat bernomor S-37/MK.02/2025 yang memerintahkan K/L untuk melakukan efisiensi anggaran terhadap 16 pos belanja sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025.
Pos belanja alat tulis kantor (ATK) diminta untuk dihemat hingga 90 persen; kegiatan seremonial 56,9 persen; rapat, seminar, dan sejenisnya 45 persen; kajian dan analisis 51,5 persen; diklat dan bimtek 29 persen; serta honor output kegiatan dan jasa profesi 40 persen.
Kemudian, percetakan dan suvenir 75,9 persen; sewa gedung, kendaraan, peralatan 73,3 persen; lisensi aplikasi 21,6 persen; jasa konsultan 45,7 persen; bantuan pemerintah 16,7 persen; pemeliharaan dan perawatan 10,2 persen; perjalanan dinas 53,9 persen; peralatan dan mesin 28 persen; infrastruktur 34,3 persen; serta belanja lainnya 59,1 persen.