Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI) Fadli Zon menekankan bahwa Indonesia membutuhkan tenaga-tenaga muda di sektor pertanian.
“Kita membutuhkan tenaga-tenaga muda di sektor pertanian dan dengan hadirnya Pemuda Tani Indonesia ini, kita ingin semakin banyak para pemuda kita mau berkiprah di sektor pertanian,” ujarnya dalam acara Pembukaan Sekolah Tani ke-II di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, saat ini usia petani sudah semakin tua dengan rata-rata 50 tahun. Kecenderungan yang minim dari generasi muda untuk bekerja menjadi petani karena sektor tersebut dianggap kurang memberikan insentif, terutama dari sisi penghasilan.
Menyikapi keadaan itu, Fadli menilai harus ada perubahan pola pikir dalam melihat sektor pertanian. Dengan keberpihakan pemerintah sekarang ini terhadap petani dan sektor pertanian, generasi muda disebut bisa memulai terlibat bidang tersebut.
“Misalnya saja, dengan harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen, jadi harganya sekarang Rp6.500. Artinya, petani sudah bisa mendapatkan keuntungan,” kata dia.
Bentuk keberpihakan lainnya ialah berbagai masalah yang terkait kredit macet pertanian sudah dihapus tagih pemerintah, peluang memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) diperbanyak, serta program Makan Bergizi Gratis (MGB) yang dinilai bakal menghasilkan pertumbuhan di sektor pertanian.
“Pemerintah sendiri sekarang menjadikan Makan Bergizi Gratis (MBG) ini sebagai bagian penting atau prioritas yang tentu akan men-generate pertumbuhan juga di sektor pertanian, karena input-nya adalah dari sektor pertanian, baik itu untuk berasnya, sayur-mayurnya, kemudian untuk proteinnya, misalnya untuk daging ayam, untuk telur dan lain-lain. Jadi, ini bisa menjadikan bagian yang penting untuk memajukan pertanian kita,” ungkapnya yang juga menjabat sebagai Menteri Kebudayaan (Menbud).
Fadli berharap, dengan adanya Sekolah Tani ke-II dari Pemuda Tani Indonesia, Indonesia akan mendapatkan dukungan tenaga tambahan di sektor pertanian karena memang itu yang dibutuhkan pemerintah.
“Saya sebagai Ketua Umum DPN HKTI sangat mengapresiasi diselenggarakannya Sekolah Tani yang kedua oleh Pemuda Tani Indonesia yang tentu saja merupakan bagian yang penting, terutama dalam proses regenerasi para petani,” ucap dia.