Bengkayang (ANTARA) - Polda Kalbar minta dan ingatkan warga untuk waspada terhadap kejahatan digital yang terus meningkat dan semakin beragam.
Menurut Kanit Cyber Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Kalbar, Iptu Edi Tulus Wianto, tidak hanya penipuan finansial, pelaku siber kini memanfaatkan berbagai platform dan celah teknologi untuk mengincar data hingga uang masyarakat.
"Hingga bulan November 2025 tercatat 670 kasus penipuan online. Ini menunjukkan urgensi penguatan keamanan digital di tengah tingginya aktivitas masyarakat di ruang daring," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Dia mengatakan modus kejahatan digital kini semakin kompleks dan menyasar berbagai kelompok usia. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan dan perlu kesadaran bersama untuk menanganinya.
Menurut Edi, para pelaku memanfaatkan phishing, kode OTP, giveaway palsu, hingga penipuan belajar kelompok yang menargetkan pelajar dan mahasiswa dengan kerugian mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Penipuan segitiga melalui Facebook serta pemerasan lewat video call sex (VCS) juga semakin marak.
Baca juga: Aliansi Wartawan Kriminal Pontianak gelar diskusi publik bahaya kejahatan digital
Baca juga: Transformasi digital aman dan nyaman dengan teknologi "Proof of Human"
Di sisi lain, Head of Branch Sales IM3 Pontianak, Muhammad Ayatullah, mengungkapkan sekitar 65 persen warga menjadi target penipuan digital setiap minggu, baik melalui telepon, WhatsApp, maupun tautan palsu. Pelaku memanfaatkan besarnya penggunaan telepon genggam untuk mencuri data pribadi.
“Begitu data dikirim lewat link phishing atau telepon, pelaku bisa mengakses akun media sosial, belanja online, hingga kartu kredit korban,” ujarnya.
Ia juga menyoroti banyak kasus warga yang tiba-tiba terdaftar sebagai debitur bank padahal tidak pernah mengajukan pinjaman, akibat penyalahgunaan data.
Sebagai langkah pencegahan, IM3 menghadirkan fitur Satspam IM3, layanan anti-spam dan anti-scam yang memberikan notifikasi otomatis terhadap panggilan atau pesan mencurigakan.
“Selama kartu aktif, pelanggan akan terlindungi dari berbagai modus baru yang terus kami perbarui,” kata Ayatullah.
Sementara itu, Kepala Divisi Teknologi Informasi Bank Kalbar, Toni Darmawan, menekankan bahwa sektor perbankan kini menjadi salah satu sasaran utama phishing dan scam. Modusnya semakin rapi, terutama melalui email dan tautan palsu yang mengarahkan nasabah menuju situs berbahaya.
Baca juga: Polres Sekadau intensif patroli siber cegah kejahatan digital
“Kadang masyarakat tidak sadar mana email resmi dan mana yang palsu. Jangan sembarangan buka tautan atau file dari sumber yang tidak jelas,” ujar Toni.
Ia menjelaskan bahwa Bank Kalbar mengelola lebih dari 100 server di tiga kota dengan empat lapisan keamanan untuk menjaga data nasabah dari serangan siber.
Toni juga memperingatkan warga soal maraknya giveaway palsu yang meniru akun resmi lembaga atau perusahaan. Menurutnya, pelaku sengaja memancing korban melalui pengumuman hadiah palsu demi mencuri data atau uang.
Dia kembali ingatkan agar warga berhati-hati membuka tautan, serta tidak sembarangan membagikan informasi pribadi menjadi langkah minimal yang harus dilakukan.
“Dunia digital penuh peluang, tapi juga penuh jebakan. Keamanan itu dimulai dari diri sendiri," ujarnya.
Baca juga: Indonesia-Vietnam kerjasama pencegahan konten digital TPPO
Baca juga: Kiprah BRI dalam pencegahan kejahatan transaksi digital perbankan
