Medan (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) bersama Kementerian Agama (Kemenag) menyalurkan bantuan kemanusiaan ke sejumlah titik di Aceh Tamiang, Aceh yang merupakan bagian dari misi sosial dalam membantu masyarakat terdampak banjir.
Rektor UINSU Prof Nurhayati di Medan, Sabtu, menyebutkan bantuan yang mereka salurkan tersebut berupa sembako, makanan siap saji, air bersih, pakaian, dan genset untuk suplai listrik — fasilitas penting bagi warga yang masih mengalami pemadaman pascabanjir.
"Bantuan itu kami salurkan untuk semua korban tanpa terkecuali, termasuk keluarga mahasiswa UINSU yang juga terdampak. Semoga bisa meringankan beban mereka," katanya.
Titik pertama, rombongan UINSU menyalurkan bantuan di kawasan Masjid Syuhada, Aceh Tamiang. Kondisi di sekitar Masjid Syuhada masih belum normal. Genangan air yang sebelumnya mencapai lima meter meninggalkan endapan lumpur tebal di banyak rumah warga.
"Kami sangat sedih melihat keadaan di sini. Semoga Allah memberi kekuatan dan ketabahan kepada saudara-saudara kita," katanya.
Di titik ini, turut menjadi perhatian adalah keluarga beberapa mahasiswa UINSU yang juga terdampak langsung oleh banjir. Bantuan yang diberikan bukan hanya untuk masyarakat umum, tetapi juga sebagai bentuk empati kampus kepada keluarga mahasiswanya.
"Kami ingin memastikan keluarga besar UINSU juga mendapat perhatian yang sama dalam bencana ini," katanya.
Rombongan kemudian melanjutkan misi kemanusiaan ke titik kedua, di Desa Kota Lintang. Bantuan yang dibawa berupa sembako, makanan cepat saji, air bersih, serta perlengkapan kebersihan bagi warga terdampak.
"Selain kebutuhan pangan, warga sangat membutuhkan air bersih. Kami berupaya membantu sebisa mungkin agar kehidupan mereka bisa kembali berjalan," karta rektor.
Di titik distribusi ini, terdapat pula beberapa keluarga mahasiswa UINSU yang rumahnya turut terendam banjir. Bantuan yang disalurkan juga menyasar mereka sebagai bentuk kepedulian kampus terhadap keluarga besar UINSU di daerah terdampak.
"Kami ingin memastikan bahwa mahasiswa dan keluarganya yang menjadi korban banjir juga mendapat perhatian, meski tentu bantuan ini kami tujukan untuk seluruh masyarakat tanpa terkecuali," katanya.
Kepala Desa Kota Lintang menyampaikan apresiasi atas bantuan tersebut.
"Sudah hampir dua minggu kami kesulitan air bersih. Bantuan ini sangat berarti bagi kami yang masih berjuang memulihkan kehidupan," katanya.
Desa Benua Raja menjadi titik terakhir dalam penyaluran bantuan. Wilayah itu termasuk yang terdampak paling parah dengan ketinggian air yang mencapai beberapa meter di sejumlah titik.
Selain warga umum, keluarga mahasiswa UINSU yang tinggal di wilayah ini juga mendapat bantuan langsung dari rombongan kampus. Kehadiran para dosen, staf, dan mahasiswa memberi kekuatan moral tersendiri bagi mereka yang sedang berjuang memulihkan kehidupan.
