Pasalnya, hidangan autentik Sumatera Barat dilestarikan oleh tempat bersantap yang berada di Jalan H. Agus Salim No. 29 A, Jakarta Pusat atau lebih kondang disebut sebagai kawasan kuliner Jalan Sabang.
Nama Natrabu rupanya akronim dari National Travel Bureau, sebuah perusahaan biro perjalanan wisata yang dirintis dan dikembangkan Rahimi Sutan pada 1958, seorang pebisnis asal Payakumbuh, Sumatera Barat.
Pemilik Restoran Natrabu saat ini Chris Ganjahera Sutan menceritakan bahwa ayahnya, Rahimi Sutan adalah seorang polisi. Dalam perjalanan profesinya, ia melihat peluang untuk mengurus perjalanan travel dan mendapatkan support dari pengusaha William Soeryadjaya, pendiri perusahaan Astra yang salah satu cabang bisnisnya adalah sektor otomotif.
Oom William, sapaannya, memberikan saran kepada Rahimi Sutan untuk membuka perusahaan travel di kawasan Sabang yang kini bernama Jalan H. Agus Salim.
"Saat itu, tamu biro travel berasal dari instansi pemerintah sampai swasta, banyak orang yang mengantre pengurusan travel di halaman sampai garasi rumah. Beliau memberikan saran agar Ibu membuka warung nasi untuk melayani para konsumen travel dengan menyajikan makanan khas Payakumbuh," kenang Chris.
Seiring waktu, Restoran Natrabu resmi berdiri pada Juli 1967 dan terus berkembang menjadi rumah makan yang lebih besar, sampai menjadi rumah makan Minang pertama di Jakarta.
Awalnya, Rahimi Sutan menjadikan usaha rumah makan ini sebagai pendamping usaha biro perjalanan. Namun akhirnya justru menjadi bisnis utama, setelah beberapa biro perjalanan ditutup karena banyaknya travel warning dari negara luar terkait keamanan di Indonesia yang tak kondusif pada pertengahan 1960-an.
Menengok perjalanan panjang Restoran Minang Natrabu, sederet tamu ternama telah singgah di sini, di antaranya para para pejabat pemerintahan seperti gubernur, menteri, para presiden seperti Presiden Soeharto sampai Presiden Prabowo Subianto, hingga para perdana menteri Malaysia, seperti Mahathir Muhammad, Najib Razak, serta Anwar Ibrahim.
Para perdana menteri Negeri Jiran ini adalah langganan rumah makan Natrabu, contohnya Perdana Menteri Mahathir Muhammad yang sangat menyukai dendeng kering balado.
Terkini, Natrabu mempunyai 11 gerai dengan lima gerai pribadi, enam gerai franchise, dengan cabang cukup terkenal adalah dua gerai di Bali.
Dulunya, Natrabu pernah mempunyai beberapa cabang di luar negeri, seperti Tokyo, San Francisco, serta New York di Amerika Serikat.
Walaupun cabangnya sudah tersebar di berbagai lokasi, namun restoran ini tetap mendatangkan langsung bahan baku dari Sumatera Barat agar tetap bisa konsisten mempertahankan keaslian rasa. Selain itu, Chris juga mencicipi bumbu tersebut tiga kali seminggu dalam menjaga citarasa tetap konsisten.
Natrabu juga telah mendapatkan banyak penghargaan sekaligus menjadi salah satu restoran Minang yang konsisten memakai istilah "Masakan/Restoran Minang" di setiap gerainya.
Bagi yang ingin bersantap di Restoran Natrabu, berikut contoh harga paket hidangan Restoran Natrabu yang bisa disesuaikan kebutuhan:
Nasi boks
Nasi dan ayam gulai, panggang, goreng, atau pop Rp 46.200
Nasi dan rendang Rp 47.300
Nasi, ayam dan rendang Rp 79.200
Menu prasmanan
Paket 1 Rp 100.000 (minimal 50 orang) mendapatkan: nasi putih, ayam gulai, udang balado, sayur daun singkong, sambal hijau, kerupuk udang, air mineral dan serai, es campur/timun serut, pudding cokelat/mangga
Paket 2 Rp 125.000 (minimal 50 orang) mendapatkan: nasi putih, soto MInang, rendang, ayam gulai, sayur daun singkong, kerupuk udang, sambal hijau, telur balado, air meniral dan serai, es campur, pudding cokelat/mangga, jus jambu
Catatan: Seluruh harga belum termasuk pajak dan layanan 20 persen.