Budaya Keselamatan KAI Capai Level Proaktif, Komitmen KAI Fokus pada Transformasi Berkelanjutan

Budaya Keselamatan KAI Capai Level Proaktif, Komitmen KAI Fokus pada Transformasi Berkelanjutan

KAI terus menunjukkan komitmen dalam mengembangkan budaya keselamatan. Berdasarkan penilaian terbaru per Desember 2024, tingkat kematangan budaya keselamatan KAI kini berada pada level Proaktif dengan skor total 2,91 dari skala 4,00. Capaian ini mencerminkan kemajuan yang signifikan dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan andal

Jakarta (ANTARA) - KAI terus menunjukkan komitmen dalam mengembangkan budaya keselamatan. Berdasarkan penilaian terbaru per Desember 2024, tingkat kematangan budaya keselamatan KAI kini berada pada level Proaktif dengan skor total 2,91 dari skala 4,00. Capaian ini mencerminkan kemajuan yang signifikan dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan andal.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo menyampaikan peningkatan budaya keselamatan di KAI adalah hasil dari sinergi seluruh elemen organisasi. 

Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan standar keselamatan demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, ungkap Didiek. 

Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Dadan Rudiansyah pada kesempatan yang sama memaparkan beberapa pencapaian utama yang berhasil diraih dalam mendukung budaya keselamatan seperti aspek interaksi keselamatan, formalisasi keselamatan, pengendalian risiko keselamatan serta pemahaman tempat kerja. Adapun dalam keempat aspek tersebut, KAI mendapatkan skor masing-masing:

1. Interaksi Keselamatan skor: 2.96

2. Formalisasi Keselamatan skor: 2.95

3. Pengendalian Risiko Keselamatan skor: 2.93

4. Pemahaman Tempat Kerja skor: 2.93

Keterlibatan aktif dari seluruh level organisasi, termasuk manajemen hingga pekerja lapangan, menjadi salah satu tonggak utama keberhasilan kami di aspek interaksi keselamatan, ujar Dadan.

Ia menambahkan, KAI berhasil mengubah persepsi terhadap tim Health, Safety, and Environment (HSE) dari pengawas menjadi mitra strategis dalam keselamatan. Kolaborasi antara manajemen dan pekerja lapangan terus diperkuat untuk mendorong budaya keselamatan yang solid.

Kami telah membentuk safety committee di setiap unit kerja untuk memastikan pengawasan keselamatan lebih terstruktur. Selain itu, implementasi Contractor Safety Management System (CSMS) memungkinkan kami mengelola keselamatan kerja dengan mitra pihak ketiga secara lebih efektif, tukas Dadan. 

Melalui penerapan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR) dan pelaporan Safety Railways Information (SRI) KAI dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan lebih baik.

Program yang melibatkan frontliner dalam identifikasi bahaya dan pelatihan keselamatan rutin di berbagai unit menjadi langkah penting lainnya. Kami juga melibatkan manajemen KAI setingkat Board of Director minus dua dengan program Management Safety Walkthrough (MSWT) untuk turun langsung ke lapangan sehingga mereka dapat memahami langsung kondisi. Dengan fokus pada unsafe condition dan unsafe action, data lapangan yang dikumpulkan menjadi dasar untuk langkah-langkah perbaikan berkelanjutan, jelas Dadan. 

Untuk mencapai level yang lebih tinggi yaitu Level Tangguh, Ia mengatakan KAI akan terus bertransformasi pada aspek budaya keselamatan di seluruh tingkat organisasi.

Keselamatan adalah tanggung jawab bersama yang harus tertanam dalam pola pikir dan tindakan setiap individu di KAI. Dengan langkah-langkah strategis yang KAI lakukan, kami yakin dapat meningkatkan budaya keselamatan demi memberikan pelayanan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi pelanggan, tutup Dadan.
Pewarta : PR Wire
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024