Chicago--(ANTARA/Business Wire)-- NielsenIQ (NIQ) adalah perusahaan intelijen konsumen yang terkemuka di dunia. Seiring Gen AI yang terus mendorong batasan industri kreatif, NIQ meluncurkan penelitian baru yang inovatif mengenai cara otak konsumen memroses iklan buatan AI - dengan implikasi penting bagi pengiklan yang menghadapi peluang maupun tantangan teknologi yang sedang berkembang ini. NIQ akan membicarakan temuan tersebut di seluruh pertimbangan generasi pada sesi panel CES 2025, Beradaptasi Dengan Perubahan: Perubahan Demografi Dalam Strategi Periklanan pada hari Kamis, 9 Januari jam 10.00 PST.
Kata Ramon Melgarejo, Presiden Strategic Analytics & Insights di NIQ tentang temuan tersebut: Banyak merek dan agensi cepat berinovasi dengan memanfaatkan konten buatan AI dalam membuat iklan. Mereka perlu berhati-hati. Karena menurut penelitian kami, konsumen cukup peka melihat keaslian materi iklan secara implisit (tanpa sadar) maupun eksplisit (sadar). Merek harus memprioritaskan evaluasi materi iklan berdasarkan wawasan untuk menghasilkan iklan yang efektif.
Menurut penelitian utama tentang iklan buatan AI:
1.Kesan negatif terhadap merek
Konsumen secara intuitif mengidentifikasi sebagian besar iklan buatan AI dan menganggapnya kurang menarik dan lebih menjengkelkan, membosankan, dan membingungkan dibandingkan iklan tradisional. Sentimen ini menunjukkan bahwa iklan buatan AI mungkin menciptakan kesan negatif yang dapat mengurangi persepsi konsumen tentang iklan dan merek tersebut.
2.Aktivasi memori yang lemah
Iklan buatan AI - bahkan yang dianggap bermutu tinggi -menimbulkan aktivasi memori lebih lemah pada otak dibandingkan iklan tradisional. Reaksi ini menunjukkan ketidakselarasan antara konten dan susunan memori yang ada - kesenjangan yang dapat menghambat motivasi konsumen untuk bertindak.
3.Pro dan kontra penguatan merek
Dengan memanfaatkan representasi visual dan representasi konsep yang sudah ada, iklan buatan AI berhasil memperkuat keterkaitan merek yang ada. Namun dengan kesan negatif, manfaat ini tidak seberapa dibandingkan persepsi negatif secara keseluruhan.
4.Visual yang membebani kognitif
Visual bermutu rendah dalam iklan buatan AI menambah upaya kognitif yang diperlukan untuk memrosesnya, sehingga mengalihkan perhatian dari pesan yang dimaksudkan. Pengerjaan bermutu tinggi sangat penting agar dapat menghasilkan penceritaan dan komunikasi merek yang efektif.
Tren Transformatif
"Saat pengiklan bereksperimen dengan AI generatif untuk menyederhanakan pembuatan iklan dan memangkas biaya, penelitian ini memberikan batasan penting," kata Marta Cyhan-Bowles, Chief Communications Officer dan Head of Global Marketing di NIQ. "Pendekatan berbasis ilmu saraf yang kami terapkan mengungkapkan bagaimana konsumen tanpa sadar memroses konten buatan AI dan menyoroti perbedaan tipis antara inovasi dan ketidaknyamanan."
Cyhan-Bowles memperingatkan bahwa meskipun AI menawarkan potensi yang menarik untuk ide tahap awal dan pengujian aset merek, konten AI yang dikerjakan dengan buruk dapat merusak nilai merek. Meskipun teknologi baru ini mungkin tidak langsung menggantikan pembuatan iklan tradisional, kemampuan AI tetap dapat meningkatkan proses yang kreatif jika diintegrasikan dengan cermat.
AI juga mendorong efisiensi pemasaran dalam pengembangan produk jangka panjang yang berfokus pada konsumen dengan memberikan wawasan lebih mendalam tentang preferensi pelanggan. AI mempersempit kesenjangan antara bisnis dan pelanggan dengan meningkatkan pemahaman tentang preferensi konsumen. Alat inovatif seperti Ad Explorer milik NIQ membantu pemasar meningkatkan nilai merek dengan memanfaatkan persepsi konsumen yang tidak disadari untuk memprioritaskan wawasan kreatif, menguji beberapa iterasi iklan, dan memenuhi tenggat waktu tanpa mengorbankan kualitas.
Baca selengkapnya tentang rincian penelitian tersebut di sini dan dapatkan informasi terkini tentang perkembangan masa depan periklanan buatan AI.
Tentang NIQ
NielsenIQ (NIQ) adalah perusahaan intelijen konsumen yang terdepan di dunia yang memberikan pemahaman terlengkap tentang perilaku pembelian konsumen dan mengungkap jalur baru menuju pertumbuhan. NIQ bergabung dengan GfK pada tahun 2023, sehingga menyatukan kedua pemimpin industri ini dengan jangkauan global tak tertandingi. Saat ini NIQ beroperasi di lebih dari 95 negara dan mencakup 97% PDB (Produk Domestik Bruto). Dengan bacaan ritel menyeluruh dan wawasan konsumen terlengkap - yang disampaikan dengan analitik mutakhir melalui platform canggih - NIQ menghadirkan Full View.
Untuk informasi lebih lanjut, harap kunjungi www.niq.com.
Tentang Penelitian NIQ
Penelitian ini melibatkan lebih dari 2.000 peserta yang menonton serangkaian iklan buatan AI yang bermutu rendah sampai bermutu tinggi. Aktivitas otak diukur dengan menggunakan elektroensefalogram (EEG) pada kurang lebih 150 peserta. Setelah menonton iklan, semua peserta diminta memberikan umpan balik yang jelas melalui survei.
Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.
Kontak
Sweta Patra
Sumber: NielsenIQ