Teheran, 8/4 (ANTARA/IRIB) - Seorang pejabat senior China memperingatkan bahwa setiap agresi militer terhadap Iran akan membahayakan keamanan di kawasan Timur Tengah dan merusak pemulihan ekonomi global.
"Jika kekerasan digunakan terhadap Iran, tentu akan ada pembalasan dan menyebabkan konfrontasi militer yang lebih besar, memperburuk kekacauan di kawasan, mengancam keamanan Selat Hormuz dan bagian-bagian strategis lainnya, menaikkan harga minyak dunia dan memberi pukulan pada pemulihan ekonomi dunia," kata Dirjen Kementerian Luar Negeri hCina, Chen Xiaodong.
"Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menahan diri dari perang," tambahnya.
Komentar Xiaodong adalah peringatan keras China untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan kebuntuan Iran-Barat.
AS dan Israel meningkatkan retorika perang mereka terhadap Republik Islam dalam beberapa bulan terakhir berdasarkan tuduhan tak berdasar.
China, yang memiliki hubungan perdagangan dengan Iran, mendesak solusi diplomatik dan menentang penggunaan kekerasan atau sanksi sepihak terhadap Republik Islam.
(Irib)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Jika kekerasan digunakan terhadap Iran, tentu akan ada pembalasan dan menyebabkan konfrontasi militer yang lebih besar, memperburuk kekacauan di kawasan, mengancam keamanan Selat Hormuz dan bagian-bagian strategis lainnya, menaikkan harga minyak dunia dan memberi pukulan pada pemulihan ekonomi dunia," kata Dirjen Kementerian Luar Negeri hCina, Chen Xiaodong.
"Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menahan diri dari perang," tambahnya.
Komentar Xiaodong adalah peringatan keras China untuk tidak menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan kebuntuan Iran-Barat.
AS dan Israel meningkatkan retorika perang mereka terhadap Republik Islam dalam beberapa bulan terakhir berdasarkan tuduhan tak berdasar.
China, yang memiliki hubungan perdagangan dengan Iran, mendesak solusi diplomatik dan menentang penggunaan kekerasan atau sanksi sepihak terhadap Republik Islam.
(Irib)
Editor : Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012