Pontianak (ANTARA Kalbar) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat, Sugiri Syarief mengatakan, bonus demografi atau mayoritas penduduk Indonesia berusia tenaga kerja pada era 2020 - 2030 bukan menjadi ancaman melainkan peluang yang dapat dioptimalkan.
"Ini akan menjadi peluang, karena (secara) kebijakan sudah benar," kata Sugiri Syarief saat kunjungan ke Pontianak, Senin sore.
Ia mencontohkan, misalnya kebijakan wajib belajar dari 9 tahun menjadi 12 tahun. Kemudian, ia menambahkan, adanya kebijakan MP3EI (Master Plan Percepatan Perluasan Ekonomi Indonesia) yang menghasilkan enam koridor pertumbuhan ekonomi.
"Juga persiapan dan perbaikan kualitas dari balai latihan tenaga kerja, agar tenaga kerja kita semakin berkualitas," ujar dia.
Ia yakin, kalau kebijakan itu konsisten dilakukan maka bonus demografi bukan menjadi ancaman melainkan peluang.
Ia melanjutkan, jumlah penduduk di usia produktif di Indonesia berkisar 120 juta jiwa dengan pekerja yang terserap lapangan kerja juga tinggi.
"Mudah-mudahan, jumlah pengangguran terus menurun hingga mencapai angka ideal, kurang dari tujuh persen dari total penduduk," kata Sugiri Syarief.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Ini akan menjadi peluang, karena (secara) kebijakan sudah benar," kata Sugiri Syarief saat kunjungan ke Pontianak, Senin sore.
Ia mencontohkan, misalnya kebijakan wajib belajar dari 9 tahun menjadi 12 tahun. Kemudian, ia menambahkan, adanya kebijakan MP3EI (Master Plan Percepatan Perluasan Ekonomi Indonesia) yang menghasilkan enam koridor pertumbuhan ekonomi.
"Juga persiapan dan perbaikan kualitas dari balai latihan tenaga kerja, agar tenaga kerja kita semakin berkualitas," ujar dia.
Ia yakin, kalau kebijakan itu konsisten dilakukan maka bonus demografi bukan menjadi ancaman melainkan peluang.
Ia melanjutkan, jumlah penduduk di usia produktif di Indonesia berkisar 120 juta jiwa dengan pekerja yang terserap lapangan kerja juga tinggi.
"Mudah-mudahan, jumlah pengangguran terus menurun hingga mencapai angka ideal, kurang dari tujuh persen dari total penduduk," kata Sugiri Syarief.
(T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012