Yogyakarta (ANTARA Kalbar) - Indonesia mengirimkan sebanyak 1.966 personel yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian dunia, kata Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Brigadir Jenderal TNI Imam Edy Mulyono.

"Sebanyak 1.966 personel itu ditempatkan di sejumlah negara, di antaranya Lebanon, Sudan Selatan, Darfur, Liberia, dan Haiti," katanya pada seminar "Indonesia sebagai Rising Middle Power", di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, personel sebanyak itu terdiri atas 1.790 personel militer, 155 polisi, dan 21 pemantau militer. Mereka menyelesaikan 16 misi perdamaian di bawah kendali Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

"Prestasi membanggakan diraih Indonesia dalam mengemban misi menjaga perdamaian dunia. Berdasarkan laporan PBB, Indonesia menempati urutan 15 dari 177 negara yang paling banyak mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dunia," katanya.

Selain Indonesia, kata dia, dalam daftar 15 besar tersebut adalah Bangladesh, Pakistan, India, Nigeria, Etiopia, Yordania, Ghana, dan Afrika Selatan.

Ia mengatakan, keikutsertaan Indonesia berperan aktif menjaga misi perdamaian dunia merupakan bentuk realisasi pelaksanaan amanat pembukaan UUD 1945.

"Mekanisme pengiriman pasukan itu di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan setelah permintaan pengiriman pasukan penjaga perdamaian dari PBB. TNI hanya menyiapkan personel yang diseleksi untuk menjalankan misi tersebut," katanya.

Menurut dia, untuk menyiapkan pasukan perdamaian itu tidak mudah. Para personel wajib mengikuti proses seleksi agar bisa memenuhi kualifikasi yang disyaratkan oleh PBB.

"Persyaratan itu di antaranya berkemampuan bahasa asing, penguasaan komputer, dan mengemudi kendaraan. Khusus mengemudi jangan dianggap mudah, karena kendaraan yang digunakan adalah kendaraan setir kiri," katanya.

Ia mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan tim dalam menjalankan misi perdamaian, pemerintah telah membangun pusat pelatihan yang dinamakan Indonesian Peace and Security Center yang dibangun di area seluas 261 hektare di kawasan Sentul.

"Pusat pelatihan itu sudah diresmikan presiden tahun lalu. Bangunan itu menampung lebih dari 1.500 orang," katanya.

Sekretaris Dirjen Multilateral Kementerian Luar Negeri Supratikto mengatakan, partisipasi Indonesia dalam pengiriman Tim Penjaga Perdamaian PBB menunjukkan komitmen terhadap menjaga perdamaian dunia.

Hal itu juga menambah bobot pelaksanaan kebijakan politik hubungan luar negeri yang bebas dan aktif.

"Misi itu juga meningkatkan citra Indonesia dan memberi kesempatan peningkatan profesionalisme, keterampilan, dan pengetahuan personel yang dikirim," katanya.

(B015*H010)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012