Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pelaksana harian Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat, Pardiyo mengatakan, penyuluh lapangan keluarga berencana menjadi "ujung tombak dan ujung tembak" dalam melaksanakan program KB dan kependudukan.
"Selain minimnya jumlah tenaga penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB), juga dihadapkan pada minimnya prasarana dan pemahaman program kependudukan dan KB," kata Pardiyo di Pontianak, Selasa.
Kondisi tersebut, lanjut dia, terutama setelah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Kependudukan.
Ia menambahkan, secara fungsional PLKB berada di garis terdepan program KB sehingga menjadi "ujung tombak".
Namun, kata dia, di sisi lain karena keterbatasan sarana dan prasarana, keberadaan PLKB juga menjadi "ujung tembak".
"Artinya, menjadi tumpuan terhadap berbagai permasalahan di lapangan yang menyangkut program KB dan kependudukan,"kata Pardiyo.
Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar menggelar penyegaran terhadap PLKB
Angkatan ke-II bagi PLKB dan koordinator PLKB Kecamatan se Kalimantan Barat yang dimulai Senin (28/5) malam.
Pardiyo mengatakan, penyegaran tersebut diharapkan agar peserta dapat memahami program-program KB yang kini disinergikan dengan program kependudukan.
Ia membandingkan Pulau Jawa dimana satu orang PLKB menangani rata-rata satu sampai dua desa. Sementara di Kalbar, dengan 1.689 desa, satu PLKB rata-rata harus menangani dan membina 6 sampai 7 desa.
"Dengan jumlah desa yang dibina cukup banyak dan geografis wilayah yang terpisah-pisah oleh sungai an pegunungan, serta sarana maupun prasarana yang terbatas, PLKB dihadapkan pada permasalahan yang kompleks di lapangan," kata dia.
Ia menegaskan, jika kondisi itu tidak disikapi secara arif oleh pemerintah daerah yang kini mengelola program Kependudukan dan KB, akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan di dua bidang tersebut.
"Pemerintah kabupaten maupun kota, dapat mengalokasikan penambahan tenaga PLKB," kata Pardiyo.
Ketua Panitia Pelatihan Aulia Alfiansyah Arif mengatakan, pelatihan bagi PLKB angkatan ke-II itu diikuti 59 peserta dari seluruh kabupaten dan kota di Kalbar hingga 31 Mei.
"Pelatihan akan dilakukan sampai lima tahap, dengan target seluruh PLKB di Kalbar yang kini jumlahnya tinggal 260 orang," kata Aulia Alfiansyah Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
"Selain minimnya jumlah tenaga penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB), juga dihadapkan pada minimnya prasarana dan pemahaman program kependudukan dan KB," kata Pardiyo di Pontianak, Selasa.
Kondisi tersebut, lanjut dia, terutama setelah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Kependudukan.
Ia menambahkan, secara fungsional PLKB berada di garis terdepan program KB sehingga menjadi "ujung tombak".
Namun, kata dia, di sisi lain karena keterbatasan sarana dan prasarana, keberadaan PLKB juga menjadi "ujung tembak".
"Artinya, menjadi tumpuan terhadap berbagai permasalahan di lapangan yang menyangkut program KB dan kependudukan,"kata Pardiyo.
Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar menggelar penyegaran terhadap PLKB
Angkatan ke-II bagi PLKB dan koordinator PLKB Kecamatan se Kalimantan Barat yang dimulai Senin (28/5) malam.
Pardiyo mengatakan, penyegaran tersebut diharapkan agar peserta dapat memahami program-program KB yang kini disinergikan dengan program kependudukan.
Ia membandingkan Pulau Jawa dimana satu orang PLKB menangani rata-rata satu sampai dua desa. Sementara di Kalbar, dengan 1.689 desa, satu PLKB rata-rata harus menangani dan membina 6 sampai 7 desa.
"Dengan jumlah desa yang dibina cukup banyak dan geografis wilayah yang terpisah-pisah oleh sungai an pegunungan, serta sarana maupun prasarana yang terbatas, PLKB dihadapkan pada permasalahan yang kompleks di lapangan," kata dia.
Ia menegaskan, jika kondisi itu tidak disikapi secara arif oleh pemerintah daerah yang kini mengelola program Kependudukan dan KB, akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan di dua bidang tersebut.
"Pemerintah kabupaten maupun kota, dapat mengalokasikan penambahan tenaga PLKB," kata Pardiyo.
Ketua Panitia Pelatihan Aulia Alfiansyah Arif mengatakan, pelatihan bagi PLKB angkatan ke-II itu diikuti 59 peserta dari seluruh kabupaten dan kota di Kalbar hingga 31 Mei.
"Pelatihan akan dilakukan sampai lima tahap, dengan target seluruh PLKB di Kalbar yang kini jumlahnya tinggal 260 orang," kata Aulia Alfiansyah Arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012