Istanbul (ANTARA Kalbar/Reuters) - Kelompok "payung utama" oposisi Suriah, Dewan Nasional Suriah (SNC), memilih pegiat Kurdi, Abdelbasset Sida sebagai pemimpinnya dalam satu pertemuan di Istanbul, Turki, Ahad, demikian pernyataan dewan itu.

Sida, yang telah hidup di pengasingan di Swedia selama bertahun-tahun, adalah satu-satunya calon bagi presiden SNC selama tiga bulan dalam satu pertemuan 33 anggota Sekretariat Jenderal dewan tersebut.

Pegiat yang berusia 56 tahun itu menggantikan Burhan Ghalioun, tokoh oposisi liberal yang telah memimpin dewan tersebut sejak SNC dibentuk pada Agustus 2011.

Ghalioun, tokoh lain di pengasingan yang tinggal di Paris, telah menghadapi kecaman karena terus-menerus memperbarui masa jabatan presiden ketika dewan tersebut mestinya mewakili pilihan yang demokratis bagi kekuasaan otoriter Presiden Bashar al-Assad.

Ichwanul Muslimin, pemain paling berpengaruh di dewan itu, mulanya telah menunjukkan kelompok tersebut ingin Ghalioun tetap menjadi presiden. Namun belakangan Ichwanul Muslimin memilih untuk mendukung Sida setelah para pegiat oposisi di dalam Suriah menyampaikan keberatan atas Ghalioun setelah untuk ketiga kali diperbaruinya masa jabatannya pada Mei.

Adib ash-Shihakly, anggota pendiri SNC, juga telah mengancam akan mundur kalau Ghalioun tetap menjadi presiden.

Beberapa sumber oposisi mengatakan pemilihan Sida dapat membantu memasukkan makin banyak pegiat Kurdi, yang berjumlah satu juta dari 21 juta warga Suriah, untuk mendukung aksi perlawanan 15-bulan.

Unjuk rasa guna menentang kekuasaan Bashar telah rutin terjadi di wilayah Kurdi Suriah tapi tak menyamai protes di bagian lain negeri tersebut.

Itu diduga, sebagian, akibat dukungan oleh Bashar bagi Partai Pekerja Kurdistan (PKK) --yang diduga berada di belakang pembunuhan beberapa tokoh oposisi anti-Bashar sejak protes meletus pada Maret 2011.

Anggota dewan dari suku Kurdi juga telah terlibat percekcokan terbuka dengan anggota lain SNC mengenai masalah hak orang Kurdi dan apakah Suriah pasca-Bashar akan dibangun di sekitar tatanan federal yang sama dengan yang ada di tetangga Suriah, Irak.

Sida mengatakan prioritasnya nanti ialah memperluas dewan itu dan mengadakan pembicaraan dengan tokoh lain oposisi guna merangkul mereka ke dalam SNC, yang telah dituduh oleh sebagian pihak didominasi oleh kubu Islam.

"Tugas utama saya sekarang ialah membuat pembaruan dan menata-kembali dewan," kata Sida kepada Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad.

Bassam Ishak, anggota Sekretariat Jenderal SNC, mengatakan Sida dipilih untuk memenuhi tuntutan dari dalam dewan dan dari oposisi di dalam Suriah serta negara internasional untuk membuat dewan tersebut lebih demokratis.

Sida akan menyelenggarakan pertemuan seluruh dewan setelah satu bulan. Selama itu, Sekretariat Jenderal baru dan seorang presiden baru dapat dipilih, dan Sida diduga akan dikukuhkan sebagai pemimpin peralihan, kata Ishak.

(C003)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012