Pontianak (ANTARA Kalbar) - Koordinator WWF Kalbar, Hermayani Putra menyatakan pihaknya akan melakukan investigasi guna mencari tahu penyebab keluarnya orangutan yang terbakar dari habitatnya.
Orangutan terbakar tersebut pada Rabu (29/8) malam pukul 22.30 WIB telah mati dan kini akan diautopsi.
Hermayani menyatakan bersedih dengan matinya orangutan tersebut karena berbagai upaya maksimal sudah dilakukan.
"Orangutan itu mati sekitar pukul 22.30 WIB. Oleh tim gabungan diputuskan dibawa ke Pontianak untuk autopsi," kata Hermayani.
Menurut dia berdasarkan keterangan yang diperoleh dari dokter, sebenarnya kondisi luka bakar orangutan tersebut tidak begitu parah, tapi karena tingkat hidrasi dan stress yang tinggi bisa menjadi penyebab matinya satwa itu.
"Kemarin sore kondisinya semakin membaik. Tapi untuk memastikan penyebab kematian orangutan akan dilakukan autopsi," tambah Hermayani Putra.
Lebih lanjut dia menyatakan, WWF akan melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab keluarnya orangutan seberat 70 kg itu dari habitat aslinya sampai masuk ke perkebunan masyarakat.
Populasi orangutan saat ini semakin berkurang karena rusaknya habitat asli mereka disebabkan pembukaan lahan perkebunan maupun ilegal loging. Diperkirakan saat ini populasi orangutan di Kalimantan hanya tersisa 50.000 ekor saja.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012
Orangutan terbakar tersebut pada Rabu (29/8) malam pukul 22.30 WIB telah mati dan kini akan diautopsi.
Hermayani menyatakan bersedih dengan matinya orangutan tersebut karena berbagai upaya maksimal sudah dilakukan.
"Orangutan itu mati sekitar pukul 22.30 WIB. Oleh tim gabungan diputuskan dibawa ke Pontianak untuk autopsi," kata Hermayani.
Menurut dia berdasarkan keterangan yang diperoleh dari dokter, sebenarnya kondisi luka bakar orangutan tersebut tidak begitu parah, tapi karena tingkat hidrasi dan stress yang tinggi bisa menjadi penyebab matinya satwa itu.
"Kemarin sore kondisinya semakin membaik. Tapi untuk memastikan penyebab kematian orangutan akan dilakukan autopsi," tambah Hermayani Putra.
Lebih lanjut dia menyatakan, WWF akan melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab keluarnya orangutan seberat 70 kg itu dari habitat aslinya sampai masuk ke perkebunan masyarakat.
Populasi orangutan saat ini semakin berkurang karena rusaknya habitat asli mereka disebabkan pembukaan lahan perkebunan maupun ilegal loging. Diperkirakan saat ini populasi orangutan di Kalimantan hanya tersisa 50.000 ekor saja.
(D016)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012