Pontianak (ANTARA Kalbar) - Perwakilan Badan Kependudukan dan KB Nasional Provinsi Kalimantan Barat mencatat sebanyak delapan dari 14 kabupaten/kota di provinsi itu belum menerapkan sistem pencatatan pelaporan secara "online".

"Saya minta akhir September semua kabupaten dan kota di Kalbar sudah melaksanakan secara `online`," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar, Dwi Listyawardani di Pontianak, Senin.

Ia berharap, dengan kondisi itu pada bulan Oktober sudah dapat diketahui seberapa besar capaian program kependudukan dan KB di Kalbar.

Delapan kabupaten/kota yang belum melaksanakan pencatatan dan pelaporan secara online tersebut adalah Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, Bengkayang, Kota Singkawang, Melawi, Sekadau, Sambas dan Kabupaten Kapuas Hulu.

Sedangkan kabupaten/kota yang sudah melaksanakan adalah Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya, Sanggau, Sintang dan Landak.

Sejumlah kendala yang menyebabkan belum terlaksananya pencatatan dan pelaporan secara online antara lain sumber daya manusia, sarana penunjang belum siap, maupun pengetahuan dan penunjang operasionalnya di masing-masing kabupaten/kota yang belum ada.

Padahal, lanjut dia, sistem pencatatan dan pelaporan program Kependudukan dan KB dari semua kabupaten/kota sangat diperlukan.

"Sebagai bahan laporan ke pusat yang selanjutnya akan dianalisis dan dievaluasi akurasinya," ujar dia.

Ia menambahkan, dari pencatatan dan pelaporan itu akan diterbitkan kebijakan strategis untuk mengatasi segala permasalahan yang ada di lapangan.

BKKBN Provinsi Kalbar memberi pelatihan untuk pencatatan dan pelaporan Program Kependudukan dan KB yang dirangkaikan dengan pelatihan Pusat Informasi Konseling sebaya.

Sebanyak 30 peserta pelatihan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Sibaya yang mayoritas adalah siswa SMA dan mahasiswa perguruan tinggi yang ada di Kota Pontianak dan Kubu Raya.

Ia berharap, peserta dapat menjadi konselor bagi teman-teman sekitarnya dalam mengatasi masalah-masalah remaja, seperti Napza, HIV/AIDS, dan seks bebas.

"Dalam banyak kasus, remaja lebih suka mengungkapkan persoalannya kepada teman sebanyanya daripada kepada orang tuanya. Oleh karena itu peserta pelatihan ini dapat membantu teman-temannya yang menghadapi persoalan, dengan cara-cara yang lebih diminati remaja," kata Dwi Listyawardani.

***3***

(T.T011/B/Y008/C/Y008) 24-09-2012 14:15:35

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012