Jakarta (ANTARA Kalbar) - BKKBN Pusat mengharapkan isu-isu dan pemahaman tentang bonus demografi dapat terus digulirkan ke publik agar dapat dimanfaatkan sebagai peluang kemajuan bangsa.

"Bonus demografi harus terus disosialisasikan karena ini hanya sekali dalam seumur hidup," kata Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat BKKBN Pusat, Edy Purwanto saat penutupan pelatihan kehumasan dan jurnalis se-Indonesia di Jakarta, Kamis.

Bonus demografi merupakan kondisi saat usia produktif lebih mendominasi dibanding usia non produktif.

Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020 - 2030.

Menurut dia, saat kondisi itu terjadi, empat penduduk usia produktif yakni di rentang 15 - 60 tahun akan menanggung penduduk tidak produktif yakni rentang usia 0 - 14 tahun dan 60 tahun ke atas.

"Kalau tidak disiapkan dengan tepat, maka Indonesia dapat kehilangan momentum," ujar dia.

Ia melanjutkan, pemerintah daerah memegang peranan penting dalam menyiapkan sumber daya untuk menghadapi bonus demografi tersebut.

Edy Purwanto dalam kesempatan itu juga mengingatkan fungsi sub bagian humas di BKKBN provinsi.

"Kasubag Humas harus tahu tentang kebijakan, isu dan program yang berkaitan dengan KB dan Kependudukan," kata dia.

Ia menambahkan, Kasubag Humas juga harus aktif mencari info baik dari penelitian maupun program terkait kependudukan dan KB.

"Karena mereka yang pertama kali berhadapan dengan jurnalis," ujar Edy Purwanto.

Sebelumnya Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Hermanto mengatakan Indonesia setidaknya harus menambah ketersediaan beras hingga tujuh juta ton pada 2025 - 2030 untuk mengantisipasi penambahan jumlah penduduk.

(T011)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012