Pontianak (ANTARA Kalbar) - Sejumlah daerah di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat banjir dan mengakibatkan ratusan rumah terendam dan sejumlah sawah milik masyarakat terancam gagal panen.

"Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Sintang sepekan terakhir membuat pemukiman penduduk di sejumlah kecamatan mulai terendam air dan tidak sedikit yang sudah mengungsi. Masyarakat terancam kesulitan bahan pangan karena sejumlah lahan pertanian ikut terendam," kata Kepala Desa Nanga Mau, Ayub, Sabtu.

Dia mengatakan, banjir semakin tinggi lantaran lantaran hujan terus mengguyur dan mengakibatkan sejumlah keluarga mengungsi ke daerah yang lebih tinggi. Pasalnya, sekitar 60 persen rumah warga terendam air, terutama yang di pinggiran sungai.

Menurutnya sejumlah warga sudah ada yang membuat panggung di rumahnya untuk menghindari banjir, namun ada juga yang sudah mengungsi ke rumah keluarga yang tidak terendam air.

"Kemungkinan lagi masih ada, kalau naik tentu akan banyak yang mengungsi, kami juga sudah menyampaikan hal ini ke pemerintah daerah," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Melingkat Kecamatan Kayan Hilir, Jamhurudin mengatakan sungai Inggar yang melintasi desa itu meluap, ketinggian air di sejumlah rumah yang ada di Melingkat sudah sampai setinggi dada orang dewasa.

"Sekarang sudah ada yang mengungsi di masjid dan sekolah," tuturnya.

Menurutnya, petugas desa sudah menghitung kurang lebih 160 rumah yang terendam di Dusun Melingkat, begitu juga di dusun Karti Jaya, dusun Jantak satu dan Jantak dua, kampong Lekan sebagian.

"Total semua rumah yang digenangi air di Desa Melingkat lebih dari 200 rumah, akses jalan darat juga terputus total," katanya.

Jamhurudin menambahkan, sejauh ini, belum pernah air naik setinggi itu. Dia sangat berharap pemerintah segera merespons kondisi itu, setidaknya bisa segera menyalurkan bantuan darurat karena stok padi warga yang disimpan di rumah hasil panen 2011 lalu banyak yang ikut terendam.

"Air tiba-tiba naik sekitar pukul 01.00 dinihari, warga sedang tidur jadi tidak banyak yang bisa diselamatkan," tuturnya.

Selain itu menurutnya tanaman padi yang ditanam warga sejak 2,5 bulan lalu juga ikut tersapu air sehingga ancaman kekurangan bahan pangan pokok bakal terjadi.

"Kami berharap pemerintah bisa segera turun tangan terhadap bencana ini," katanya.
 
(pso-171)

 

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012