Jakarta (ANTARA Kalbar) - Prestasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) perawat di Jepang mengungguli perawat asal Filipina, kata Deputi Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Ade Adam Noch.

Ade saat membuka Diklat Bahasa Jepang bagi 157 calon TKI perawat di Jakarta, Jumat, menyebutkan, jumlah tenaga kerja asing bidang perawat yang bekerja di Jepang lebih banyak dari Indonesia daripada Filipina.

Ia menyebutkan TKI perawat yang lulus ujian nasional di Jepang sebanyak 86 orang terdiri atas 51 "nurse" (perawat pasien di rumah sakit) dan 35 "careworker" (perawat jompo di panti jompo) sedangkan dari Filipina baru sebanyak 15 "nurse".

Ade mengatakan sesuai ketentuan setelah bekerja tiga tahun masing-masing tenaga kerja asing bidang perawat di Jepang harus mengikuti ujian nasional agar berpeluang bekerja lebih lama lagi di Negeri Matahari Terbit itu karena bila gagal dalam ujian nasional itu langsung berakhir masa kerjanya.

Ada menambahkan penempatan TKI perawat ke Jepang sejak 2008 ¿ 2012 sudah mencapai sebanyak 892 orang terdiri atas 392 TKI perawat pasien dan 500 TKI perawat jompo sedangkan Filipina menempatkan tenaga kerjanya ke Jepang sejak 2009 ¿ 2012 sebanyak 670 orang terdiri atas 237 perawat pasien dan 433 perawat jompo.

Sementara itu Diklat Bahasa Jepang bagi 157 calon TKI perawat yang akan bekerja ke Jepang akan berlangsung selama enam bulan dan setelah itu diadakan pelatihan lagi selama enam bulan di Jepang. Mereka merupakan angkatan ke-6.

Semula jumlah peserta yang lulus seleksi awal sebanyak 158 TKI orang terdiri atas 48 perawat pasien dan 110 perawat jompo. Seorang TKI perawat jompo, Yoana Fransisca Dian Kristiani, asal Kotagede, Yogyakarta, dinyatakan lulus tingkat 2 sehingga tidak perlu mengikuti Diklat Bahasa Jepang di Jakarta melainkan bisa langsung ke Jepang.

(B009)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012