Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Hilman Tisnawan menyatakan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di provinsi itu tidak semuanya mengalami masalah pada modal, tetapi lebih kepada faktor pemasaran dalam jumlah yang besar sehingga perlu dibantu pemerintah.

"Yang perlu dilakukan pembinaan sekarang, yakni bagaimana dalam membuat produk agar lebih bagus dan menarik, pemasaran dan pembukuannya," kata Hilman Tisnawan di Pontianak, Rabu.

Sehingga saat ini, pola pembinaan UMKM tidak hanya dalam bentuk modal saja, melainkan harus didukung tiga item tersebut.

Menurut dia, kalau permodalan teresedia diperbankan. Bahkan dengan batas margin kredit UMKM seperti di BRI sangat tinggi, UMKM tetap mampu jalan.

"Meskipun bunga kredit di BRI cukup tinggi, tetapi UMKM tetap bisa jalan, asalkan mereka dilakukan pembinaan, terkait pembuatan produk, pemasaran dan pembukuan, UMKM bisa jalan," ungkap Hilman.

BI mencatat, tahun 2012 dari total penyaluran kredit oleh bank yang ada di Kalbar sekitar Rp20 triliun, dari jumlah itu sekitar 26 hingga 30 persen disalurkan untuk pemberian kredit UMKM yang ada di Kalbar.

"Untuk tahun 2013 ini, kami menargetkan penyaluran kredit untuk UMKM minimal sebesar 20 persen dari total penyaluran kredit yang ada," katanya.

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013