Yogyakarta (Antara Kalbar) - Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Agus Salim Dasuki mengatakan kerja sama sinergis dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan mampu meningkatkan layanan pendidikan berkualitas di daerah tertinggal.
"Peningkatan layanan pendidikan berkualitas itu perlu untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah tertinggal yang selama ini baru mencapai 67,2 dan pada 2014 ditargetkan 72,2," katanya pada Rapat Koordinasi Sinergi Perluasan Akses Program Pendidikan Masyarakat di Daerah Terpadat Tuna Aksara dan Daerah 3 T (Terdepan, Terluar, Terpencil) di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia untuk mencapai target IPM tersebut, KPDT akan berupaya meningkatkan persentase Angka Melek Huruf (AMH) daerah tertinggal yang masih dibawah rata-rata nasional, yakni 92,91 persen dan Lama Sekolah (LS) yang masih di bawah 7,92 tahun.
Program aksi yang akan digenjot KPDT, dikatakan Agus Salim, adalah mencanangkan strategi Desa Cerdas Mandiri (DCM).
"DCM merupakan desa yang sadar pendidikan secara mandiri berupaya menurunkan angka tuna aksara dan meningkatkan partisipasi sekolah karena membaiknya perekonomian di perdesaan," jelasnya.
Menurut dia DCM memiliki lima pilar, yakni penuntasan tuna aksara, pemerataan akses pendidikan dasar, pemerataan guru dan tenaga pendidik, penyetaraan pendidikan dasar, dan revitalisasi Pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
"Di sinilah jelas, perlu kerja sama sinergis antara KPDT, ormas, pemerintah kabupaten, Kemendikbud dan perguruan tinggi," katanya.
Pada 2013, KPDT mencairkan anggaran sebesar Rp26.100.000.000 untuk kegiatan pendidikan dan keterampilan yang meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan mengolah potensi lokal, peningkatan kualitas PAUD dan SD, pendidikan alternatif, dan layanan vokasional masyarakat.
"Melalui DCM ini, kami menargetkan penuntasan tuna aksara sekitar 16 ribu orang ditambah kerja sama sinergis dengan Kemendikbud sebanyak 18 ribu orang, sehingga pada 2013, total ada 34 ribu warga desa tertinggal yang dapat melek huruf," ujarnya.
KPDT akan menggelar program DCM ini di sebanyak 20 kabupaten di seluruh Indonesia. Menurut data KPDT, sampai 2010 ada sebanyak 183 kabupaten yang tergolong daerah tertinggal.
Dari sejumlah itu, sebanyak 32 kabupaten IPMnya sudah mencapai 72,2, 133 kabupaten IPMnya antara 60,68 -72,2, dan 18 kabupaten IPMnya kurang dari 60,68.
" Di 32 kabupaten sudah in the track, yang 133 kabupaten perlu kerja keras, nah, yang 18 kabupaten itu, sangat sulit tercapai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Peningkatan layanan pendidikan berkualitas itu perlu untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah tertinggal yang selama ini baru mencapai 67,2 dan pada 2014 ditargetkan 72,2," katanya pada Rapat Koordinasi Sinergi Perluasan Akses Program Pendidikan Masyarakat di Daerah Terpadat Tuna Aksara dan Daerah 3 T (Terdepan, Terluar, Terpencil) di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia untuk mencapai target IPM tersebut, KPDT akan berupaya meningkatkan persentase Angka Melek Huruf (AMH) daerah tertinggal yang masih dibawah rata-rata nasional, yakni 92,91 persen dan Lama Sekolah (LS) yang masih di bawah 7,92 tahun.
Program aksi yang akan digenjot KPDT, dikatakan Agus Salim, adalah mencanangkan strategi Desa Cerdas Mandiri (DCM).
"DCM merupakan desa yang sadar pendidikan secara mandiri berupaya menurunkan angka tuna aksara dan meningkatkan partisipasi sekolah karena membaiknya perekonomian di perdesaan," jelasnya.
Menurut dia DCM memiliki lima pilar, yakni penuntasan tuna aksara, pemerataan akses pendidikan dasar, pemerataan guru dan tenaga pendidik, penyetaraan pendidikan dasar, dan revitalisasi Pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
"Di sinilah jelas, perlu kerja sama sinergis antara KPDT, ormas, pemerintah kabupaten, Kemendikbud dan perguruan tinggi," katanya.
Pada 2013, KPDT mencairkan anggaran sebesar Rp26.100.000.000 untuk kegiatan pendidikan dan keterampilan yang meliputi pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan mengolah potensi lokal, peningkatan kualitas PAUD dan SD, pendidikan alternatif, dan layanan vokasional masyarakat.
"Melalui DCM ini, kami menargetkan penuntasan tuna aksara sekitar 16 ribu orang ditambah kerja sama sinergis dengan Kemendikbud sebanyak 18 ribu orang, sehingga pada 2013, total ada 34 ribu warga desa tertinggal yang dapat melek huruf," ujarnya.
KPDT akan menggelar program DCM ini di sebanyak 20 kabupaten di seluruh Indonesia. Menurut data KPDT, sampai 2010 ada sebanyak 183 kabupaten yang tergolong daerah tertinggal.
Dari sejumlah itu, sebanyak 32 kabupaten IPMnya sudah mencapai 72,2, 133 kabupaten IPMnya antara 60,68 -72,2, dan 18 kabupaten IPMnya kurang dari 60,68.
" Di 32 kabupaten sudah in the track, yang 133 kabupaten perlu kerja keras, nah, yang 18 kabupaten itu, sangat sulit tercapai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013