Sekadau (Antara Kalbar) - Ketua Rukun Ayung Mualang (RAM) Kabupaten Sekadau Martinus menyatakan akan mengusut tuntas isi "chatting" (percakapan) yang terjadi antara akun milik Eccy Cubby dan Afret terkait bahasa yang menyinggung isu SARA pada 4 Juni 2013.
Menurut Martinus, kejadian ini harus bisa dipertanggungjawabkan oleh Eccy Cubby selaku pemilik akun fb ketika "chatting" bersama Afret. Jika tidak bisa diselesaikan secara adat, maka dirinya akan membawa persoalan ini kepada pihak yang berwajib.
"Jelas saya tersinggung meskipun saya tidak melihat atau membaca secara langsung, sekarang konteksnya 'chatting' di dunia maya itu untuk media sosial, namun jika sudah membawa isu SARA, jelas itu sudah keluar dari jalur yang seharusnya. Hal ini tentunya diimbau kepada rekan-rekan yang mengetahui pemilik akun tersebut kiranya memberitahu kepada kita agar bisa diproses lebih lanjut," jelas bapak dua anak yang juga anggota DPRD Kabupaten Sekadau itu.
Tinus sapaan akrabnya mengatakan, kalau ingin menjalin komunikasi didunia maya, jangan sekali-kali membawa nama suku ataupun agama karena itu sangat sensitif. Jika yang bersangkutan mengatakan akun facebooknya dibajak orang lain, itu juga bukan jalan untuk damai, karena akan ada lagi yang menumpang atau mengekori kejadian ini dan berdalih dibajak juga, sehingga suku apapun bisa dengan mudah diolok-olok orang didunia maya.
"Tidak ada alasan untuk tidak dicari pemilik akun itu, karena dari sekian pertemanan yang terjalin di akunnya tentulah mengetahui keberadaannya. Kalaupun sulit, tidak bisa ditemukan keberadaan pemilik akun tersebut, maka kami dari RAM Sekadau akan melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Ini menjadi pelajaran bagi pencinta jejaring sosial agar berkomunikasi dengan santun dan jangan menjelekkan suku bangsa yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, karena kita satu dan jangan menjelekkan satu sama lainnya," tegasnya.
Sementara itu Ketua Sanggar Sengalang Burong di Pontianak John Roberto Panurian mengatakan dirinya kecewa dengan komunikasi yang menjelekkan satu sub suku tersebut.
"Kita mengimbau kepada teman-teman bagi siapa yang mengetahui atau mengenal sosok tersebut agar melaporkan kepada Rukun Ayung Mualang di kabupaten masing-masing. Ini jelas pelanggaran dan kami merasa tersinggung dengan bahasa dan tutur kata yang diucapkan eccy cubby itu," katanya.
Ia mengatakan, tidak seharusnya "cahhting" di fb atau media sosial tidak menyinggung atau menjelekkan nama suku, terlepas akun itu dibajak oleh orang lain dan apapun alasannya.
"Ini akun dibajak katanya, setelah orang heboh membicarakan hal tersebut di dunia maya, hal ini tidak bisa hanya dengan kata maaf, karena di setiap suku yang ada itu berlaku hukum adat dan kami menjunjung tinggi adat istiadat, sehingga apabila ada yang menjelekkan sesuatu yang membawa nama suku, jelas kami selaku suku yang sama merasa tersinggung," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Menurut Martinus, kejadian ini harus bisa dipertanggungjawabkan oleh Eccy Cubby selaku pemilik akun fb ketika "chatting" bersama Afret. Jika tidak bisa diselesaikan secara adat, maka dirinya akan membawa persoalan ini kepada pihak yang berwajib.
"Jelas saya tersinggung meskipun saya tidak melihat atau membaca secara langsung, sekarang konteksnya 'chatting' di dunia maya itu untuk media sosial, namun jika sudah membawa isu SARA, jelas itu sudah keluar dari jalur yang seharusnya. Hal ini tentunya diimbau kepada rekan-rekan yang mengetahui pemilik akun tersebut kiranya memberitahu kepada kita agar bisa diproses lebih lanjut," jelas bapak dua anak yang juga anggota DPRD Kabupaten Sekadau itu.
Tinus sapaan akrabnya mengatakan, kalau ingin menjalin komunikasi didunia maya, jangan sekali-kali membawa nama suku ataupun agama karena itu sangat sensitif. Jika yang bersangkutan mengatakan akun facebooknya dibajak orang lain, itu juga bukan jalan untuk damai, karena akan ada lagi yang menumpang atau mengekori kejadian ini dan berdalih dibajak juga, sehingga suku apapun bisa dengan mudah diolok-olok orang didunia maya.
"Tidak ada alasan untuk tidak dicari pemilik akun itu, karena dari sekian pertemanan yang terjalin di akunnya tentulah mengetahui keberadaannya. Kalaupun sulit, tidak bisa ditemukan keberadaan pemilik akun tersebut, maka kami dari RAM Sekadau akan melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Ini menjadi pelajaran bagi pencinta jejaring sosial agar berkomunikasi dengan santun dan jangan menjelekkan suku bangsa yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, karena kita satu dan jangan menjelekkan satu sama lainnya," tegasnya.
Sementara itu Ketua Sanggar Sengalang Burong di Pontianak John Roberto Panurian mengatakan dirinya kecewa dengan komunikasi yang menjelekkan satu sub suku tersebut.
"Kita mengimbau kepada teman-teman bagi siapa yang mengetahui atau mengenal sosok tersebut agar melaporkan kepada Rukun Ayung Mualang di kabupaten masing-masing. Ini jelas pelanggaran dan kami merasa tersinggung dengan bahasa dan tutur kata yang diucapkan eccy cubby itu," katanya.
Ia mengatakan, tidak seharusnya "cahhting" di fb atau media sosial tidak menyinggung atau menjelekkan nama suku, terlepas akun itu dibajak oleh orang lain dan apapun alasannya.
"Ini akun dibajak katanya, setelah orang heboh membicarakan hal tersebut di dunia maya, hal ini tidak bisa hanya dengan kata maaf, karena di setiap suku yang ada itu berlaku hukum adat dan kami menjunjung tinggi adat istiadat, sehingga apabila ada yang menjelekkan sesuatu yang membawa nama suku, jelas kami selaku suku yang sama merasa tersinggung," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013