Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat tengah mengembangkan pertanian bawang merah di kawasan lahan gambut dan dataran rendah.
"Ini untuk mengantisipasi kalau terjadi kekurangan bawang merah menjelang hari besar keagamaan maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin di Pontianak, Jumat.
Menurut Hazairin, uji coba diterapkan untuk 11 jenis bawang merah pada lahan dengan luas yang terbatas.
Ia menjelaskan, uji coba tersebut sekaligus untuk mengetahui jenis dan penanganan yang paling tepat bagi bawang merah di daerah Kalbar.
"Sebenarnya bawang merah itu cocok pada dataran rendah, misalnya di Brebes, Jawa Tengah. Namun, di Kalimantan Barat, cukup banyak lahan basah sehingga perlu penanganan khusus," ujarnya.
Pada daerah lembab, bisa memancing banyak penyakit kalau tidak ditangani khusus.
Berdasarkan uji coba tersebut, satu rumpun bawang merah bisa menghasilkan 60 gram, sehingga dalam satu hektare diperkirakan bisa mencapai sekitar 10 ton.
"Dengan estimasi biaya produksi Rp70 juta per hektare, diperkirakan mampu menghasilkan Rp200 juta dengan asumsi satu kilogram Rp20 ribu," katanya.
Ke depan diutarakan Hazirin, pihaknya akan memperbanyak bibit bawang merah untuk dikembangkan petani.
"Saat ini dikembangkan di lahan seluas 10 hektare, nanti ditingkatkan menjadi 100 hektare," kata Hazairin.
Ia berharap, menjelang puasa dan Lebaran tahun 2014 Kalbar mampu memproduksi bawang merah sendiri.
"Ketergantungan dengan daerah lain, dapat dikurangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Ini untuk mengantisipasi kalau terjadi kekurangan bawang merah menjelang hari besar keagamaan maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin di Pontianak, Jumat.
Menurut Hazairin, uji coba diterapkan untuk 11 jenis bawang merah pada lahan dengan luas yang terbatas.
Ia menjelaskan, uji coba tersebut sekaligus untuk mengetahui jenis dan penanganan yang paling tepat bagi bawang merah di daerah Kalbar.
"Sebenarnya bawang merah itu cocok pada dataran rendah, misalnya di Brebes, Jawa Tengah. Namun, di Kalimantan Barat, cukup banyak lahan basah sehingga perlu penanganan khusus," ujarnya.
Pada daerah lembab, bisa memancing banyak penyakit kalau tidak ditangani khusus.
Berdasarkan uji coba tersebut, satu rumpun bawang merah bisa menghasilkan 60 gram, sehingga dalam satu hektare diperkirakan bisa mencapai sekitar 10 ton.
"Dengan estimasi biaya produksi Rp70 juta per hektare, diperkirakan mampu menghasilkan Rp200 juta dengan asumsi satu kilogram Rp20 ribu," katanya.
Ke depan diutarakan Hazirin, pihaknya akan memperbanyak bibit bawang merah untuk dikembangkan petani.
"Saat ini dikembangkan di lahan seluas 10 hektare, nanti ditingkatkan menjadi 100 hektare," kata Hazairin.
Ia berharap, menjelang puasa dan Lebaran tahun 2014 Kalbar mampu memproduksi bawang merah sendiri.
"Ketergantungan dengan daerah lain, dapat dikurangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013