Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Pusat Penelitian Agroforestri Dunia (ICRAF) akan mengimplementasikan pendidikan muatan lokal tentang gambut ke sekolah di seluruh kabupaten dan kota di provinsi tersebut.
"Hal ini merupakan upaya pemerintah bersama mitra pembangunan untuk menjaga kelestarian gambut dan mangrove," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kalbar, Adiyani di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan, Pemprov Kalbar bersama sejumlah pihak terkait, termasuk International Council for Research in Agroforestry (ICRAF) terus mengimplementasikan kurikulum mulok gambut dan mangrove di satuan pendidikan seluruh Kalbar.
Adiyani mengatakan pihaknya akan memprioritaskan penerapan kurikulum mangrove ini di daerah pesisir untuk melestarikan mangrove dan gambut, karena untuk melestarikan gambut dan mangrove perlu pengenalan lebih jauh kepada masyarakat melalui siswa dan siswa yang ada di Kalbar.
"Gambut kita 2,8 juta hektare dan ini sangat luas, luas sehingga penanganannya harus lebih maksimal," tuturnya.
Menurutnya, edukasi terhadap keberadaan dan pemanfaatan gambut dan mangrove harus dilakukan sejak dini kepada generasi muda melalui mata pelajaran muatan lokal pendidikan lingkungan gambut dan mangrove. Di mana keduanya diintegrasikan dalam mata pelajaran tertentu pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Pengembangan kurikulum muatan lokal Pendidikan Lingkungan Gambut dan Mangrove sudah dilakukan di Kabupaten Kubu Raya dan diimplementasikan dengan berbagai kegiatan. Dimulai dari peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan tentang peran dan fungsi ekosistem gambut dan mangrove, pembentukan tim pengembang kurikulum, penyusunan kurikulum, dan kelengkapan pelajaran pada 15 calon sekolah uji coba.
"Ini dilakukan untuk mendorong pelaksanaan pembelajaran muatan lokal gambut dan mangrove terintegrasi pada satuan pendidikan di Kabupaten Kubu Raya perlu dilaksanakan penetapan, dan sosialisasi kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove terhadap sekolah tingkat pendidikan SD dan SMP di Kabupaten Kubu Raya," katanya.
Di tempat yang sama, perwakilan Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia, Mike Elizabeth Lorenza mengatakan aksi pengurangan emisi perlu dilakukan oleh seluruh negara dan semua pihak agar program ini bisa lebih maksimal.
"Saya sudah mengunjungi program ICRAF di Sumsel dan di sana sudah berhasil, maka kali ini saya mengunjungi Kabupaten Kubu Raya untuk melihat bagaimana program kurikulum gambut ini bisa berjalan dan tentu kita sangat mendukung program seperti ini," katanya.
Dirinya berharap semua pihak bisa mempertahankan program peremajaan gambut dan mempertahankan ekosistemnya agar ketersediaan karbon bagi dunia bisa terus bertahan.