Ngabang (Antara Kalbar) - Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Landak mengaku masih kekurangan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) guna melayani petani di daerah itu.
"PPL kita yang PNS sebanyak 105 orang dan honorer Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu 40 orang. Dari 105 PPL PNS, untuk penyuluhan perikanan 12 orang, sedangkan penyuluh kehutanan masih kosong," kata Kepala BP4K Landak Paiman di Ngabang, Rabu.
Menurut Paiman, jumlah kelompok tani terdaftar 1.548 dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 141, dengan total jumlah anggota petani di Landak sebanyak 38.932 orang.
"Kelompok tani menyebar di 156 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Landak. Jadi, kalau dilihat jumlah daerah dan jangkauan yang luas, kita memang masih sangat kurang PPL," kata Paiman.
Ia mengimbau kepada petani juga aktif datang ke kantor BP4K yang ada di kecamatan guna konsultasi tentang masalah pertanian. Karena, jumlah PPL minim sehingga harus bekerja melayani masyarakat dengan daerah cukup luas.
"Jadi, PPL memberi penyuluhan bisa dimana saja. Bisa di warung kopi, di acara-acara lainnya, petani bisa berdiskusi dengan PPL," kata Paiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"PPL kita yang PNS sebanyak 105 orang dan honorer Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu 40 orang. Dari 105 PPL PNS, untuk penyuluhan perikanan 12 orang, sedangkan penyuluh kehutanan masih kosong," kata Kepala BP4K Landak Paiman di Ngabang, Rabu.
Menurut Paiman, jumlah kelompok tani terdaftar 1.548 dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebanyak 141, dengan total jumlah anggota petani di Landak sebanyak 38.932 orang.
"Kelompok tani menyebar di 156 desa di 13 kecamatan di Kabupaten Landak. Jadi, kalau dilihat jumlah daerah dan jangkauan yang luas, kita memang masih sangat kurang PPL," kata Paiman.
Ia mengimbau kepada petani juga aktif datang ke kantor BP4K yang ada di kecamatan guna konsultasi tentang masalah pertanian. Karena, jumlah PPL minim sehingga harus bekerja melayani masyarakat dengan daerah cukup luas.
"Jadi, PPL memberi penyuluhan bisa dimana saja. Bisa di warung kopi, di acara-acara lainnya, petani bisa berdiskusi dengan PPL," kata Paiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013