Sintang (Antara Kalbar) - Kabid Peternakan Distanakan Sintang, Wiryono, menyampaikan masyarakat sudah mulai mengembangkan sistem integrasi ternak dengan kelapa sawit untuk tujuan usaha taninya.
“Tapi masih banyak juga yang belum memanfaatkan secara optimal kehadiran teknologi mekanisasi kecuali untuk penyediaan pakan alternatif dari pelepah daun kelapa sawit,†katanya.
Dia mengatakan integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit sangat dibatasi oleh rendahnya hijauan yang eksis di lahan perkebunan kelapa sawit. Tapi potensi vegetasi hijauan diantara pohon kelapa sawit dapat dimanfaatkan oleh ternak, sehingga integrasi ini sangat menguntungkan. Hijauan dapat dimanfaatkan oleh ternak yang kemudian diubah menjadi daging dan pihak perkebunan dapat menghemat biaya penyiangan serta meningkatkan produksi rendemen buah segar.
Dikatakannya, saat ini telah dikembangkan mesin pencacah pelepah sawit oleh Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Pelepah yang masih ada daunnya langsung masuk mesin pencacah pelepah sawit dan hasilnya langsung bisa dimakan ternak.
Dengan penggunaan mesin sawit ini, hasil pakan ternak bisa melebihi kebutuhan pakan ternak hari itu. Karenanya, lanjut dia, petani yang sudah mendapatkan bantuan mesin ini diharapkan kreatif dan inovatif untuk mencari bahan campuran pakan ternaknya.
Ia mengatakan perlu juga adanya pengawetan pakan ternak tersebut yaitu dengan pembuatan silase pelepah sawit yang sudah dicacah. Misalnya dicampur dengan molasses, pols, dedak dan onggok. Penyimpanan silase bisa dari drum plastik kedap udara, silase dapat disimpan sebagai pakan ternak sampai tahunan atau bisa juga pelepah sawit yang sudah dicacah sebagai bahan dasar pembuatan pellet.
Dikatakannya, sebagai tindak lanjut dari penyerahan sapi beberapa waktu lalu, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sintang kembali menyerahkan satu unit Shreeder peralatan pencacah rumput kepada Kelompok Tani Ternak Sapi di Desa Melingkat Kecamatan Kayan Hilir. Shreeder tersebut merupakan bantuan dari Pemprov untuk pengembangan ternak sapi yang ada di Kabupaten Sintang.
Dikatakan dia mesin pencacah pelepah sawit untuk pengolahan pakan ternak ini akan sangat mendukung sistem integrasi sawit ternak (siska). “Kabupaten Sintang sendiri baru memiliki dua unit Shreeder, jumlah ini dibanding total populasi sapi yang ada dirasa masih kurang,†katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
“Tapi masih banyak juga yang belum memanfaatkan secara optimal kehadiran teknologi mekanisasi kecuali untuk penyediaan pakan alternatif dari pelepah daun kelapa sawit,†katanya.
Dia mengatakan integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit sangat dibatasi oleh rendahnya hijauan yang eksis di lahan perkebunan kelapa sawit. Tapi potensi vegetasi hijauan diantara pohon kelapa sawit dapat dimanfaatkan oleh ternak, sehingga integrasi ini sangat menguntungkan. Hijauan dapat dimanfaatkan oleh ternak yang kemudian diubah menjadi daging dan pihak perkebunan dapat menghemat biaya penyiangan serta meningkatkan produksi rendemen buah segar.
Dikatakannya, saat ini telah dikembangkan mesin pencacah pelepah sawit oleh Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Pelepah yang masih ada daunnya langsung masuk mesin pencacah pelepah sawit dan hasilnya langsung bisa dimakan ternak.
Dengan penggunaan mesin sawit ini, hasil pakan ternak bisa melebihi kebutuhan pakan ternak hari itu. Karenanya, lanjut dia, petani yang sudah mendapatkan bantuan mesin ini diharapkan kreatif dan inovatif untuk mencari bahan campuran pakan ternaknya.
Ia mengatakan perlu juga adanya pengawetan pakan ternak tersebut yaitu dengan pembuatan silase pelepah sawit yang sudah dicacah. Misalnya dicampur dengan molasses, pols, dedak dan onggok. Penyimpanan silase bisa dari drum plastik kedap udara, silase dapat disimpan sebagai pakan ternak sampai tahunan atau bisa juga pelepah sawit yang sudah dicacah sebagai bahan dasar pembuatan pellet.
Dikatakannya, sebagai tindak lanjut dari penyerahan sapi beberapa waktu lalu, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sintang kembali menyerahkan satu unit Shreeder peralatan pencacah rumput kepada Kelompok Tani Ternak Sapi di Desa Melingkat Kecamatan Kayan Hilir. Shreeder tersebut merupakan bantuan dari Pemprov untuk pengembangan ternak sapi yang ada di Kabupaten Sintang.
Dikatakan dia mesin pencacah pelepah sawit untuk pengolahan pakan ternak ini akan sangat mendukung sistem integrasi sawit ternak (siska). “Kabupaten Sintang sendiri baru memiliki dua unit Shreeder, jumlah ini dibanding total populasi sapi yang ada dirasa masih kurang,†katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013