Pontianak (ANTARA) - Provinsi Kalimantan Barat terus memperkuat bidang perkebunan dan peternakan yang berkelanjutan, untuk mencapai itu di antaranya melalui program Sistem Integrasi Sawit Sapi (SISKA).
"SISKA menjadi program yang relevan untuk diimplementasikan di Kalbar dengan sumber daya yang tersedia di kebun Sawit," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, Heronimus Hero di Pontianak, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa program integrasi berdampak positif bagi pertumbuhan populasi sapi di Kalbar karena sejatinya Kebun Sawit adalah mutiara bagi peternak yang membutuhkannya sebagai sumber kehidupan ternak.
"Kita tahu kunci sukses bagi peternakan adalah tersedianya pakan yang berkualitas, di mana 70 persen dari total masukan produksi adalah pakan bagi untuk ternak. Penerapan lingkungan budidaya, Kesehatan hewan dan status reproduksi ternak juga menjadi penguat dari fungsi pakan sehingga mampu melipatgandakan kinerja produksi peternakan," jelas dia.
Ia menyebutkan berdasarkan hasil analisis tim penyusun Roadmap SISKA Kalbar, potensi daya dukung lahan untuk integrasi sapi kelapa sawit dengan kriteria sesuai dan sangat sesuai seluas 2,16 juta hektare, dapat menampung hingga 2,9 juta ekor sapi baik yang dipelihara dengan pola ekstensif, intensif maupun semi-intensif.
"Apabila provinsi menargetkan populasi 500 ribu ekor sapi potong pada 2032, maka hanya 25 persen lahan kebun sawit yang diperlukan untuk menjadi tempat yang layak bagi berkembangnya Sapi di Kalbar," ucapnya.
Menurutnya, program SISKA dirancang, tidak semata memastikan bahwa kebun menjadi sumber pakan dan sumber kehidupan yang baik bagi ternak, tetapi SISKA juga memastikan bahwa sapi di kebun memberikan manfaat untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
"SISKA adalah wujud dari integrasi dengan teknologi yang diharapkan mampu menjawab beberapa isu strategis dan permasalahan dalam implementasi integrasi sapi sawit," jelas dia.
Sebagai gambaran umum, Kalbar dengan luas wilayah 14,68 juta Hektar memiliki luas lahan sawit terbesar kedua di Indonesia seluas 2,16 juta hektare. Potensi tersebut sejalan dengan tersedianya pabrik kelapa sawit (PKS) sebanyak 140 pabrik dengan produksi mencapai 3,4 juta ton tahun 2022.