Pontianak (ANTARA) - Program Implementasi Integrasi Sawit Sapi (Siska) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) kembali digencarkan guna mendukung akselerasi perkebunan sawit berkelanjutan.
"Untuk implementasi Program Siska di Kalbar dibutuhkan dukungan multi pihak. Kalbar merupakan wilayah perkebunan kelapa sawit terbesar ke-2 di Indonesia. Program Siska bisa menjadi bagian dari kunci sawit berkelanjutan," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar M Munsif saat Lokakarya Implementasi Integrasi Sawit Sapi di Pontianak, Senin.
Ia menambahkan Program Siska dihadirkan sebagai solusi keterbatasan lahan dan pakan ternak sapi. Dengan budi daya, Program siska juga bisa meningkatkan produksi daging sapi untuk ketahanan ekonomi dan pangan.
"Keuntungan lainnya bisa juga mengurangi pupuk anorganik melalui kotoran sapi dan pengendalian gulma. Lebih lanjut juga bisa membuka lapangan kerja dari Program Siska," jelas dia.
Ia menyebutkan Kalbar setiap tahunnya masih harus menambah pasokan sapi dari luar Kalbar sebesar 22 ribu-25 ribu ekor. Pada sisi lainnya Kalbar memiliki 2,1 juta lahan sawit dan 540 ribu hektare areal sawit ini milik pekebun swadaya.
"Dengan potret tersebut, integrasi sawit sapi sangat potensial di Kalbar. Kembali, integrasi tersebut menjadi solusi untuk menambah populasi sapi di sini dan sekaligus mengatasi masalah kekurangan daging," kata dia.
Pihaknya akan terus mensosialisasikan Program Siska baik menyasar pekebun maupun manajemen perusahaan. Menurutnya skema Siska akan dimaksimalkan bukan hanya sekedar sapi di lepas di kebun sawit, namun ada sentuhan pengelolahan peternakan yang memperhatikan berbagai aspek.
"Untuk perusahaan tentu kita bisa diskusikan dengan manajemen. Tentu Siska ini memberikan keuntungan kedua belah pihak. Mulai tahun depan kita diskusikan terus melalui berbagai pihak," papar dia.
Sementara itu Ketua Umum Gabungan Penyelenggara dan Pemerhati Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (Gapensiska) Joko Iriantono mengatakan Siska di Kalbar sangat potensial dikembangkan karena memiliki luas lahan sawit terbesar kedua di Indonesia.
"Saat ini di Kalbar penerapan Siska sudah ada namun tinggal dipoles. Kalbar potensial sekali baik lahan dan pasarnya. Tinggal adopsi penerapan yang suda ada diterapkan dengan baik. Kami yakin di sini bisa dimaksimalkan," ucap dia.
Baca juga: Petani Sintang Mulai Integrasikan Ternak dan Sawit