Sungai Raya (Antara Kalbar) - Nelayan Kecamatan Sungai Kakap mengharapkan bantuan modal usaha berupa kapal ikan dengan sistem pinjaman bergulir dari pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, supaya dapat meningkatkan hasil di laut lepas.

"Kami masih kesulitan dalam meningkatkan hasil perikanan dan kesejahteraan hidup. Ada tiga masalah nelayan tradisional di Benteng Laut, Kecamatan Sungai Kakap. Pertama modal usaha, kedua kapal dan ketiga gudang pendingin ikan," kata anggota Perhimpunan Nelayan Pesisir Kecamatan Sungai Kakap, Nuradiansyah di Sungai Raya, Kamis.

Menurutnya, untuk memampukan nelayan bersaing dengan pengusaha ikan, pemerintah perlu memberikan modal usaha berupa kapal ikan yang kekuatannya di atas 20 PK dalam bentuk pinjaman bergulir.

Agar pinjaman itu bergulir kepada nelayan lain, pemerintah harus membentuk organisasi yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan. "Dengan demikian nelayan akan sungguh-sungguh menekuni profesinya," ujar Nuradiansyah.

Lanjutnya, langkah lainnya yang harus diperhatikan pemerintah adalah pengadaan kapal yang dilengkapi dengan alat tangkap yang modern. Selain itu pemerintah perlu melakukan pemetaan wilayah sampai berapa mil nelayan tradisional bisa melaut.

"Demikian juga kapal besar penangkap ikan yang kekuatannya di atas 100 PK harus dibatasi agar sesama nelayan dapat melakukan pengawasan secara bersama- sama," tuturnya.

Untuk menjaga mutu ikan hasil tangkapan nelayan tetap baik perlu dipersiapkan alat pendingin. Alat ini juga berfungsi agar ikan dapat bertahan beberapa hari dan diolah.

Dengan tersedianya alat pendingin, organisasi nelayan yang bertugas untuk melakukan pembinaan dan pengawasan bisa mencari pangsa pasar apakah regional atau domestik atau diekspor ke Malaysia. Dengan pola pembinaan yang demikian kehidupan dan kesejahteraan nelayan tradisional di Benteng Laut bisa membaik.

Dia mengungkapkan, melaut telah menjadi bagian dari denyut nadi kehidupan warga pesisir di Tanah Air. Impian nelayan adalah mendapat hasil melimpah saat menjaring di lautan. Namun karena cuaca buruk, sebagian para nelayan enggan melaut, dan hanya bisa bertahan hidup di rumah.

"Karena tidak bisa melaut akibat cuaca buruk, saat ini sebagian besar nelayan terlilit utang rentenir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selama seminggu tidak melaut, kami terus mengutang ke rentenir dengan pembayaran setelah normal kembali melaut," katanya.

Untuk menopang kebutuhan ekonomi keluarga, menurut dia, saat ini banyak juga nelayan Benteng Laut beralih profesi menjadi pengemudi angkutan, buruh tani, buruh bangunan, pedagang, dan lainnya. "Profesi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," kata Nuradiansyah.

(A013)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014