Balikpapan (Antara Kalbar) - Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat Irman Gusman menilai pembangunan infrastruktur harus diprioritaskan di wilayah-wilayah perbatasan untuk mensejajarkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut dengan daerah lain.
"Infrastruktur harus menjadi prioritas untuk percepatan pembangunan di perbatasan," kata Irman Gusman dalam Debat Konvensi Capres, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu.
Selain menitikberatkan pada infrastruktur, menurut dia, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat di perbatasan juga penting dilakukan. "Kirim guru-guru terbaik," katanya.
Ia mengatakan selama ini pihaknya juga telah mempelopori lahirnya Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Menurut dia, upaya tersebut sebagai salah satu upaya untuk mempercepat pembangunan di daerah tersebut.
Dia menegaskan bahwa kawasan perbatasan yang menjadi beranda terdepan negara, kualitas kehidupannya harus lebih baik dari perkotaan.
Tetapi menurut dia, kehidupan masyarakat di beberapa perbatasan sangat mengenaskan dibandingkan kehidupan masyarakat di negara tetangga. Untuk itu, Irman mendorong pemerintah untuk memberi perhatian lebih kepada kesejahteraan masyarakat di perbatasan.
"Bagaimana pemerintah memberi perhatian lebih ke daerah. Dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan yang lebih baik, maka nasionalisme juga akan terbangun dan masyarakat pun akan sejahtera," katanya.
Senada dengan Irman, peserta konvensi capres lainnya, Dahlan Iskan menilai modernisasi dan peningkatan kesejahteraan di perbatasan harus ditangani dengan baik.
Menurut dia dua hal tersebut merupakan jawaban dari banyaknya persoalan sensitif yang selama ini terjadi di perbatasan.
Dahlan menilai kekayaan alam di perbatasan banyak yang mengalir dan diselundupkan ke negara tetangga. Namun demikian, pemerintah masih belum tegas menyikapi persoalan tersebut.
"Masalahnya ketidakmampuan pemerintah menyikapi apa yang terjadi di perbatasan," katanya.
Sementara pihaknya tidak risau dengan ancaman negara tetangga yang berusaha untuk mengklaim pulau-pulau terluar Indonesia. Pasalnya, menurut dia, pengawasan dunia internasional sudah sangat ketat sehingga negara lain tidak dengan mudah bisa merebut wilayah perbatasan Indonesia.
Dahlan menambahkan presiden mendatang memiliki tugas penting untuk menyelesaikan permasalahan perbatasan di Nunukan, Tarakan dan Sebatik (Kaltara) karena hal tersebut terkait dengan harga diri bangsa.
"Selesaikan Nunukan, Tarakan, Sebatik. Maka gengsi kita akan naik, harga diri kita tidak jatuh," kata Dahlan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Infrastruktur harus menjadi prioritas untuk percepatan pembangunan di perbatasan," kata Irman Gusman dalam Debat Konvensi Capres, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu.
Selain menitikberatkan pada infrastruktur, menurut dia, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat di perbatasan juga penting dilakukan. "Kirim guru-guru terbaik," katanya.
Ia mengatakan selama ini pihaknya juga telah mempelopori lahirnya Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Menurut dia, upaya tersebut sebagai salah satu upaya untuk mempercepat pembangunan di daerah tersebut.
Dia menegaskan bahwa kawasan perbatasan yang menjadi beranda terdepan negara, kualitas kehidupannya harus lebih baik dari perkotaan.
Tetapi menurut dia, kehidupan masyarakat di beberapa perbatasan sangat mengenaskan dibandingkan kehidupan masyarakat di negara tetangga. Untuk itu, Irman mendorong pemerintah untuk memberi perhatian lebih kepada kesejahteraan masyarakat di perbatasan.
"Bagaimana pemerintah memberi perhatian lebih ke daerah. Dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan yang lebih baik, maka nasionalisme juga akan terbangun dan masyarakat pun akan sejahtera," katanya.
Senada dengan Irman, peserta konvensi capres lainnya, Dahlan Iskan menilai modernisasi dan peningkatan kesejahteraan di perbatasan harus ditangani dengan baik.
Menurut dia dua hal tersebut merupakan jawaban dari banyaknya persoalan sensitif yang selama ini terjadi di perbatasan.
Dahlan menilai kekayaan alam di perbatasan banyak yang mengalir dan diselundupkan ke negara tetangga. Namun demikian, pemerintah masih belum tegas menyikapi persoalan tersebut.
"Masalahnya ketidakmampuan pemerintah menyikapi apa yang terjadi di perbatasan," katanya.
Sementara pihaknya tidak risau dengan ancaman negara tetangga yang berusaha untuk mengklaim pulau-pulau terluar Indonesia. Pasalnya, menurut dia, pengawasan dunia internasional sudah sangat ketat sehingga negara lain tidak dengan mudah bisa merebut wilayah perbatasan Indonesia.
Dahlan menambahkan presiden mendatang memiliki tugas penting untuk menyelesaikan permasalahan perbatasan di Nunukan, Tarakan dan Sebatik (Kaltara) karena hal tersebut terkait dengan harga diri bangsa.
"Selesaikan Nunukan, Tarakan, Sebatik. Maka gengsi kita akan naik, harga diri kita tidak jatuh," kata Dahlan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014