Pontianak (ANTARA) - Kawasan perbatasan sering kali identik dengan keterbatasan akses, baik terhadap layanan infrastruktur maupun ekonomi. Namun, di tengah keterbatasan itu, Bank Rakyat Indonesia (BRI) hadir membawa angin perubahan melalui program inovatifnya, Agen BRILink.
Program ini menjadi bukti nyata bagaimana inklusi keuangan mampu menciptakan transformasi ekonomi, bahkan di wilayah yang terletak di ujung negeri seperti Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Dengan wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Paloh menghadapi tantangan besar dalam akses layanan perbankan. Di sinilah peran Agen BRILink menjadi vital.
Melalui program ini, masyarakat, termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kini dapat mengakses layanan perbankan dasar seperti tarik tunai, setor tunai, hingga pembayaran tagihan tanpa harus menempuh perjalanan panjang ke bank konvensional.
Ruswandi, seorang pemilik warung kecil Desa Tanah Hitam, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas telah menjadi Agen BRILink selama lima tahun. Dengan semangat melayani, ia menjadi jembatan bagi petani kelapa sawit dan karet untuk masyarakat sekitar dalam mengelola keuangan mereka.
"Sebagai agen, saya merasa bangga bisa membantu masyarakat yang sebelumnya kesulitan mengakses layanan bank," ungkap Ruswandi di Paloh, Jumat (15/11/2024).
Menurut Ruswandi, BRI tak hanya menyediakan platform, tetapi juga memberikan pelatihan kepada agen-agen seperti dirinya agar mereka mampu memahami produk perbankan dengan baik.
Dengan menjadi agen BRILink, Ruswandi mengaku pendapatannya meningkat, dan dirinya bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang yang lebih tinggi.
Sama halnya dengan Ruswandi, Kurniawan, Agen BRILink lainnya di Kecamatan Paloh juga mengatakan sebagai kepanjangan tangan dari BRI di daerah perbatasan, dirinya tidak hanya melayani transaksi perbankan dasar namun juga berperan dalam mendukung penyaluran produk Kredit Cepat (Kece), yang sangat bermanfaat bagi pelaku usaha kecil di desa yang membutuhkan pembiayaan mudah dan cepat.
"Dengan penyaluran kredit ini, UMKM dapat lebih mudah mengakses modal untuk pengembangan usaha mereka. Dan saat ini sudah ada 24 nasabah yang mengajukan pinjaman modal untuk pengembangan usaha dan pertanian mereka," tuturnya.
Kurniawan mengatakan, program Agen BRILink tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi agen seperti dia dan Ruswandi.
Keberhasilan Kurniawan dalam menjalankan program ini telah memberikan dampak langsung bagi perekonomian keluarganya. "Menjadi Agen BRILink membawa dampak positif bagi ekonomi keluarga saya, Selain mendapatkan tambahan pendapatan yang digunakan untuk membiayai pendidikan anak, saya juga sudah bisa membeli tanah, untuk berkebun Sawit," katanya yang sudah menjadi agen BRILink selama enam tahun.
Tidak hanya bermanfaat untuk para Agen, program BRILink juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, seperti Habib. Pria kelahiran Tanah Hitam, 1997 yang saat ini berprofesi sebagai supir truk muatan di desanya.
Habib mengaku dirinya mendapatkan bantuan pinjaman modal usaha untuk membeli truk dari BRI melalui agen BRILink, di mana truk tersebut digunakannya untuk mengembangkan usaha angkutannya.
Habib mengatakan awalnya dirinya hanya memiliki sebuah mobil pickup untuk menjalankan usahanya. Namun dengan bantuan pinjaman modal dari BRI, dirinya mampu menambah satu armada truk untuk mengembangkan usahanya.
Dengan dua kendaraan yang dimilikinya Habib mengambil upah angkutan hasil bumi milik masyarakat Desa Tanah Hitam seperti buah sawit dan karet untuk dibawa ke Sambas dan pabrik sawit di Pontianak.
Keberadaan Agen BRILink di kecamatan-kecamatan seperti Paloh membuktikan bagaimana program inklusi keuangan dapat mengangkat perekonomian lokal dan memberdayakan masyarakat, sekaligus memberikan peluang ekonomi bagi agen yang terlibat. Program ini menunjukkan bahwa kemitraan antara BRI dan agen lokal dapat menghasilkan dampak yang luas, baik untuk perekonomian keluarga maupun bagi masyarakat secara keseluruhan, khususnya di daerah perbatasan Kalbar.
Potensi Ekonomi Paloh
Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, tidak hanya memikat karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan Malaysia, tetapi juga karena limpahan potensi ekonomi dan pariwisata yang dimilikinya. Kawasan ini adalah gambaran harmoni antara kekayaan alam, budaya, dan semangat masyarakat dalam mengembangkan perekonomian berbasis sumber daya lokal.
Camat Paloh, Budi Susanto, menggambarkan Paloh sebagai wilayah dengan sektor ekonomi yang beragam dan menjanjikan. Salah satu kekuatan utamanya terletak pada sektor perikanan. Desa Temajuk, yang berada di kawasan pesisir, menjadi pusat aktivitas nelayan, di mana masyarakat di sana memanfaatkan hasil laut yang melimpah, seperti ikan ketambak, ikan merah, cumi-cumi, hingga lobster, ubur-ubur yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Namun, potensi Paloh tidak berhenti di laut. Di darat, kecamatan ini dikenal sebagai penghasil sayur-mayur segar seperti sawi, kacang panjang, cabe, dan terong, buah-buahan seperti pisang dan nanas juga menjadi komoditas unggulan. Sementara itu, peternakan juga berkembang pesat, dengan populasi ternak mulai dari ayam buras hingga sapi.
"Tidak hanya itu, perkebunan di Paloh menjadi sektor lain yang menopang perekonomian. Hasil seperti kelapa sawit, karet, kopi, lada, hingga tebu mengisi daftar panjang kekayaan alam yang dimiliki wilayah ini. Semua ini menunjukkan bagaimana masyarakat Paloh memanfaatkan potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan mereka," kata Budi di Paloh, Sambas, Kamis, (14/11/2024).
Selain ekonomi, pesona Paloh terletak pada keindahan alamnya yang menawan. Desa Wisata Temajuk menjadi jantung wisata bahari di kawasan ini. Pantai Temajuk yang membentang sepanjang 60 kilometer menyajikan panorama pasir lembut, bebatuan granit, dan air laut yang sebening kaca. Desa ini juga memiliki berbagai destinasi unik, seperti Pantai Batu Nenek dengan formasi batu-batu granitnya yang membentuk pulau kecil.
Desa Sebubus menambah daya tarik Paloh dengan potensi ekowisata, wisata bahari, dan wisata spiritualnya. Kawasan ini menawarkan pengalaman berbeda, mulai dari Pantai Tanjung Api hingga situs Batu Bejamban yang memiliki nilai religi. Wisata-wisata tersebut berpadu dengan aktivitas masyarakat dalam mengolah hasil alam seperti madu kelulut dan produk olahan hasil perikanan.
Keindahan alam Paloh adalah kekayaan yang belum sepenuhnya tergali. Namun, dengan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, kecamatan ini memiliki peluang besar untuk menjadi destinasi unggulan, sekaligus pusat ekonomi kreatif yang mampu bersaing di level nasional dan internasional. Paloh adalah surga tersembunyi yang menunggu untuk ditemukan dan dikembangkan lebih jauh.
Terkait akses perbankan di Kecamatan yang dipimpinnya, Budi mengatakan Minimnya akses perbankan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan masalah yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk infrastruktur yang kurang memadai dan keterbatasan layanan keuangan.
Namun, menurutnya, kehadiran Agen BRILink di daerah terpencil di Indonesia, termasuk Kalimantan Barat, telah menjadi solusi signifikan untuk meningkatkan akses layanan perbankan bagi masyarakat yang sulit menjangkau bank konvensional.
"Untuk jumlah agen BRILink di Paloh ini saya tidak tahu secara pasti, namun kemungkinan lebih dari 100 agen yang ada kecamatan ini. Tentunya keberadaan BRILink ini telah membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di kecamatan ini," kata Budi.
BRILink
Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus mendorong kemudahan akses layanan perbankan di berbagai wilayah, termasuk Kalimantan Barat, melalui program Agen BRILink. Inisiatif ini ditujukan untuk mendekatkan layanan keuangan kepada masyarakat di daerah terpencil, sekaligus mendukung pemerataan ekonomi yang lebih inklusif.
Agen BRILink menjadi penghubung antara masyarakat dengan layanan perbankan formal, khususnya di kawasan yang sulit dijangkau oleh bank konvensional. Lewat peran mereka, transaksi keuangan seperti setor tunai, tarik tunai, hingga pembayaran tagihan kini dapat dilakukan dengan lebih mudah dan praktis tanpa harus mengunjungi kantor bank.
Program ini juga memainkan peran penting dalam meningkatkan inklusi keuangan, dengan lebih dari 62 ribu desa di Indonesia, termasuk Kalimantan Barat, yang telah dijangkau oleh jaringan Agen BRILink. Hasilnya, volume transaksi terus meningkat, menandakan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap layanan ini.
Selain mempermudah akses layanan perbankan, keberadaan Agen BRILink turut memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat. Setiap transaksi yang dilakukan menghasilkan komisi bagi agen, yang sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong pendapatan tambahan bagi pelaku usaha lokal.
Bagi pelaku usaha mikro dan kecil di Kalimantan Barat, Agen BRILink menjadi solusi yang sangat membantu. Sebelumnya, banyak pelaku usaha kecil yang kesulitan mengakses layanan keuangan formal. Kini, mereka dapat memanfaatkan layanan perbankan untuk transaksi non-tunai, pembayaran tagihan, hingga akses pembiayaan modal usaha.
Direktur Utama BRI, Sunarso, dalam acara Indonesia Future Policy Dialogue, menyampaikan bahwa keberhasilan program ini tercermin dari laporan yang ia terima di mana hingga Agustus 2024, lebih dari satu juta Agen BRILink telah tersebar di seluruh Indonesia. Program ini mencatat volume transaksi mencapai Rp1.037 triliun, membuktikan besarnya dampak yang dihasilkan terhadap ekonomi masyarakat.
Sunarso menekankan bahwa program Agen BRILink dirancang tidak hanya untuk mempermudah akses keuangan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru di daerah-daerah terpencil, termasuk kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Konsep berbagi ekonomi yang diterapkan juga memberikan keuntungan langsung kepada agen dalam bentuk komisi dari setiap transaksi.
Dalam upaya memperluas manfaatnya, BRI berencana mengembangkan peran Agen BRILink menjadi lebih dari sekadar penyedia layanan keuangan. Ke depan, agen ini diharapkan dapat bertransformasi menjadi marketplace lokal yang memungkinkan masyarakat membeli berbagai kebutuhan sehari-hari tanpa harus pergi ke kota.
Supari, Direktur Bisnis Mikro BRI, mengungkapkan bahwa transformasi ini akan memberikan kemudahan lebih besar bagi masyarakat desa. "Agen BRILink dapat menjadi pusat transaksi multifungsi yang menghubungkan masyarakat dengan barang dan layanan lainnya, sehingga ekonomi desa bisa lebih berkembang," katanya.
Secara keseluruhan, Agen BRILink terbukti menjadi solusi inovatif yang tidak hanya memudahkan transaksi keuangan, tetapi juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal dan pemerataan ekonomi di wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Dukungan Pemerintah
Untuk mendorong pemerataan ekonomi di berbagai wilayah, Pemerintah terus melakukan upaya untuk mendukung optimalisasi potensi perekonomian pada kawasan perbatasan. Upaya tersebut diimplementasikan Pemerintah dengan gencar melakukan pembangunan infrastruktur guna mempermudah konektivitas hingga mengembangkan UMKM untuk memberikan stimulus pada perekonomian perbatasan.
Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson mengatakan pihaknya juga terus mendorong pertumbuhan Usaha Kecil dan Mikro di daerah perbatasan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang di sana. Untuk itu, dirinya meminta kepada Perbankan untuk berperan serta dalam membantu akses bantuan modal kepada masyarakat yang ada di wilayah perbatasan.
Menurut dia, pemerintah pusat telah membangun pasar-pasar di PLBN untuk menciptakan titik pertumbuhan ekonomi baru, sehingga pihaknya tentu menginginkan agar UMKM dapat memanfaatkan fasilitas ini secara maksimal.
Harisson mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah adanya kecenderungan masyarakat untuk berbelanja di pasar seberang, di Malaysia. Ia berharap dengan adanya pasar modern seperti yang elah dibangun di Entikong dan perbatasan lainnya, serta dengan adanya pendampingan dari pemerintah, pelaku UMKM lokal dapat bersaing dan menarik minat warga untuk berbelanja di dalam negeri.
"Kita ingin pasar di PLBN ini ramai dan menjadi pilihan utama bagi masyarakat," tuturnya.
Harisson juga menekankan perlunya dukungan kebijakan dari pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mengoptimalkan pasar modern di PLBN. Ia menyarankan agar pemerintah memberikan bantuan kepada pelaku UMKM dalam bentuk fasilitas dan pelatihan agar mereka bisa lebih kompetitif.
Dengan semua upaya ini, Pemprov Kalbar bertekad untuk menjadikan perbatasan Kalbar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harisson percaya bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha, pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat dapat lebih terangkat, khususnya di sektor UMKM.
BRI Link: Jembatan ekonomi digital di perbatasan Kalimantan Barat
Sabtu, 30 November 2024 14:07 WIB