Belitang Hilir (Antara Kalbar) - Harga eceran tertinggi bahan bakar minyak seperti premium di Desa Menawai, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau  mencapai Rp 12.000 per liter. Kondisi ini jelas membuat panik warga dan dikhawatirkan mendorong naik harga sembako, sementara harga komoditi utama yang menjadi andalan mata pencaharian masyarakat seperti karet anjlok hingga Rp 7.000 per kilogram.

"Ini kondisi yang terjadi di daerah  pelosok kita, tidak adanya eceran tertinggi dan tidak ada pilihan untuk memilih kemana harus mengambil barang atau membeli barang, yang penting ada," kata Kepala Desa Menawai, Yohanes Kater, Rabu (26/2).

Dengan kondisi harga BBM yang melambung dan harga karet anjlok membuat masyarakat desa tak bisa merawat jalan akses. Padahal jalan akses Desa Menawai dari Sungai Ayak sekitar 40 km banyak rusaknya. Demikian juga akses dari Menawai Lingkau ke Dusun Sungai Kulat menjadi jalan yang ulit dijangkau.

"Kondisi perekonomian tidak stabil, harga-harga kebutuhan masyarakat  meningkat, juga bensin itu," paparnya.

Dia menambahkan, dalam musrenbang yang belum lama ini sudah diusulkan perbaikan infrastruktur jalan dari Menawai Lingkau menuju Dusun Sungai Kulat dan Menawai Lingkau menuju Tapang Baroh.

"Jika itu direstui oleh pemerintah daerah, dan jalan terbangun, maka dihmbau kepada masyarakat untuk merawat jalan itu nantinya. Tidak mungkin pemeritah tiap tahun membangun di satu tempat saja, bagaimana daerah lain. Dan satu sisi jika sudah terbangun, diharapkan distribusi BBM lebih mudah dan tidak setinggi sekarang di tingkat eceran," pungkasnya.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014