Jakarta (Antara Kalbar) - Setelah mobil murah melalu program Low Cost and Green Car (LCGC) untuk mobil perkotaan (city car), maka kemungkinan akan muncul LCGC untuk kendaraan serbaguna (MPV).
"LCGC MPV nanti akan menjadi alternatif baru," kata Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra di sela-sela peluncuran program "10 Tahun Daihatsu Xenia Bertumbuh Berbagi Bersama Bangsa," di Jakarta, Senin.
Namun ia tidak mau menjelaskan lebih jauh mengenai LCGC MPV tersebut. Menurut dia, LCGC MPV tersebut akan menjadi alternatif baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia pada mobil murah dan ramah lingkungan. Dikatakannya, pada awal peluncuran MPV kecil (Low MPV/LMPV) Daihatsu Xenia dan "saudara kembarnya" yaitu Toyota Avanza akhir tahun 2003, harga mobil tersebut masih di bawah Rp100 juta/unit.
"Dulu harga Xenia hanya Rp77 juta, sekarang sudah di atas Rp100 juta/unit," katanya.
Oleh karena itu, posisi mobil tersebut naik kelas ke segmen yang lebih tinggi. Menurut dia, saat ini Xenia masuk untuk kalangan konsumen yang pengeluaran rumah tangga (household) mencapai Rp10 juta - Rp13 juta per bulan. "Untuk konsumen yang householdnya Rp7 juta/bulan ada lagi pasar (mobil)-nya, tapi bukan Xenia," kata Amelia.
Oleh karena itulah, lanjutnya, Xenia akan terus dikembangkan menjadi kendaraan yang sesuai dengan pasar di Indonesia antara lain dengan melakukan "model change." Ditambahkan Executive Officer Purchasing ADM, Erlan Krisnaring, pihaknya terus meningkatkan kandungan komponen lokal Xenia yang diproduksi di Indonesia.
"Pada 2003 tingkat komponen lokal Xenia hanya sekitar 70-an persen, tahun ini akan mencapai 89 persen," katanya. Jumlah pemasok komponen lokalnya untuk lapis pertama dan kedua naik dari 300 perusahaan pada 2003 menjadi 830 perusahaan saat ini.
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"LCGC MPV nanti akan menjadi alternatif baru," kata Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra di sela-sela peluncuran program "10 Tahun Daihatsu Xenia Bertumbuh Berbagi Bersama Bangsa," di Jakarta, Senin.
Namun ia tidak mau menjelaskan lebih jauh mengenai LCGC MPV tersebut. Menurut dia, LCGC MPV tersebut akan menjadi alternatif baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia pada mobil murah dan ramah lingkungan. Dikatakannya, pada awal peluncuran MPV kecil (Low MPV/LMPV) Daihatsu Xenia dan "saudara kembarnya" yaitu Toyota Avanza akhir tahun 2003, harga mobil tersebut masih di bawah Rp100 juta/unit.
"Dulu harga Xenia hanya Rp77 juta, sekarang sudah di atas Rp100 juta/unit," katanya.
Oleh karena itu, posisi mobil tersebut naik kelas ke segmen yang lebih tinggi. Menurut dia, saat ini Xenia masuk untuk kalangan konsumen yang pengeluaran rumah tangga (household) mencapai Rp10 juta - Rp13 juta per bulan. "Untuk konsumen yang householdnya Rp7 juta/bulan ada lagi pasar (mobil)-nya, tapi bukan Xenia," kata Amelia.
Oleh karena itulah, lanjutnya, Xenia akan terus dikembangkan menjadi kendaraan yang sesuai dengan pasar di Indonesia antara lain dengan melakukan "model change." Ditambahkan Executive Officer Purchasing ADM, Erlan Krisnaring, pihaknya terus meningkatkan kandungan komponen lokal Xenia yang diproduksi di Indonesia.
"Pada 2003 tingkat komponen lokal Xenia hanya sekitar 70-an persen, tahun ini akan mencapai 89 persen," katanya. Jumlah pemasok komponen lokalnya untuk lapis pertama dan kedua naik dari 300 perusahaan pada 2003 menjadi 830 perusahaan saat ini.
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014