Yogyakarta (Antara Kalbar) - Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bekerja sama dengan Taiwan akan menggarap pertanian lahan pasir di sekitar lereng Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

"Program pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian itu ditujukan khusus pada petani yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Merapi pada 2010," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Jamhari di Yogyakarta, Selasa.

Usai menerima kunjungan dari perwakilan kantor ekonomi dan perdagangan Taiwan untuk Indonesia, Chang Liang Jen, ia mengatakan hal itu dilakukan sekaligus untuk menghidupkan kembali sektor pertanian yang terganggu akibat lahan pertanian tertutup oleh debu dan pasir Merapi.

"Kami akan mulai dengan mempercepat pemulihan ekonomi korban bencana erupsi Merapi. Produknya adalah pemberdayaan masyarakat berbasis pertanian," katanya.

Ia mengatakan dipilihnya kawasan Merapi sebagai pusat pemberdayaan petani karena melihat kondisi ekonomi masyarakat petani di sekitar lereng Merapi yang saat ini belum kembali membaik padahal erupsi sudah terjadi tiga tahun lalu.

"Penyebabnya adalah lahan pertanian yang tertutup pasir menjadikan masyarakat enggan membudidayakan pertaniannya kembali. Untuk itu, Fakultas Pertanian UGM akan mengembangkan program budi daya pertanian lahan pasir dengan menanam tanaman hortikultura," katanya.

Menurut dia, Fakultas Pertanian UGM sudah membentuk tim untuk mengembangkan komoditas hortikultura di daerah Merapi, termasuk pengembangan ternak sapi.

Fakultas Pertanian UGM, kata dia, sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam pengembangan pertanian lahan pasir karena mengembangkan pertanian lahan pasir di daerah pesisir pantai selatan Jawa sejak awal 1980.

"Dengan pengalaman itu kami ingin mendorong di daerah Merapi berkembang ekonomi pertaniannya. Tidak hanya di Kabupaten Sleman, DIY, kami juga menerapkannya di Kabupaten Klaten dan Magelang, Jawa Tengah," katanya.

Chang Liang Jen mengatakan Taiwan akan mendukung program kerja sama di bidang pertanian tersebut dengan menggandeng dua universitas di Taiwan untuk terlibat.

"Dua universitas tersebut adalah National Taiwan University dan National Pingtung University. Kedua universitas itu sangat maju dalam bidang pertanian," katanya.

(Z. Abdullah)

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014