Ngabang, Kalbar, (Antara Kalbar) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menargetkan pembentukan pusat informasi dan konseling di seluruh sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.
"Jumlahnya sekitar 200 ribu unit," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat Sudibyo Alimoeso di Ngabang, Kabupaten Landak, Kamis.
Saat ini, lanjut dia, jumlah pusat informasi dan konseling yang sudah terbentuk baru sebanyak 14 ribu buah. "Persentasenya masih sangat sedikit," ujar dia.
Menurut dia, berdasarkan hasil survei yang dilakukan BKKBN dan BPS, 80 persen remaja menceritakan permasalahannya ke rekan sebaya. Sementara, rekan sebaya belum tentu mengetahui solusi terbaik bagi remaja.
"Terutama kalau menyangkut masalah kesehatan reproduksi. Menceritakan ke orang tua, dianggap tabu," ujar Sudibyo.
Provinsi Kalbar menjadi perhatian pusat karena jumlah remaja yang melahirkan jauh di atas angka nasional.
"Secara nasional, angka remaja yang melahirkan sebanyak 48 orang dari seribu kelahiran. Namun untuk Kalbar, mencapai 120 orang remaja putri yang melahirkan dari seribu kelahiran," kata dia.
Kondisi tersebut memicu angka kematian ibu saat melahirkan ikut meningkat serta kelahiran yang tidak sehat. "Sehingga ini harus ditangani secara serius," katanya menegaskan.
Ia melanjutkan, kerja sama dengan pemerintah daerah merupakan salah satu solusi untuk membentuk pusat informasi dan konseling bagi remaja dan mahasiswa. "Karena lokasi di daerah, dan pemerintah daerah yang mempunyai sekolah," katanya.
Orang tua, ujar Sudibyo Alimoeso, juga harus mengintensifkan waktu komunikasi dengan anak dan keluarga. "Jangan khawatir kalau anak tahu tentang seksualitas, bukan berarti mereka akan melakukannya. Tetapi cara menghindar agar tidak mengambil sikap dan tindakan yang salah serta menghancurkan masa depan mereka," katanya mengingatkan.
Bupati Landak Adrianus Asia Sidot tidak memungkiri bahwa ada sejumlah siswa yang akhirnya tidak dapat mengikuti ujian sekolah karena menikah.
"Saat saya menginspeksi mendadak ke sejumlah sekolah, kasus seperti itu, ditemukan," ujar dia.
Di Kabupaten Landak, sekitar 40 persen dari 398 ribu penduduk hasil survei, adalah usia remaja. Ia sepakat bahwa kalangan remaja perlu mendapat perhatian penuh agar mereka mampu merencanakan kehidupan berkeluarga secara baik.
Ratusan pelajar dan mahasiswa di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, mengikuti sosialisasi tentang program Generasi Berencana Goes to School yang digelar BKKBN dan pemerintah daerah setempat di kantor bupati, Ngabang, Kamis.
Hadir dalam acara tersebut Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat Sudibyo Alimoeso, Bupati Landak Adrianus Asia Sidot, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Mustar dan pejabat terkait.
***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Jumlahnya sekitar 200 ribu unit," kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat Sudibyo Alimoeso di Ngabang, Kabupaten Landak, Kamis.
Saat ini, lanjut dia, jumlah pusat informasi dan konseling yang sudah terbentuk baru sebanyak 14 ribu buah. "Persentasenya masih sangat sedikit," ujar dia.
Menurut dia, berdasarkan hasil survei yang dilakukan BKKBN dan BPS, 80 persen remaja menceritakan permasalahannya ke rekan sebaya. Sementara, rekan sebaya belum tentu mengetahui solusi terbaik bagi remaja.
"Terutama kalau menyangkut masalah kesehatan reproduksi. Menceritakan ke orang tua, dianggap tabu," ujar Sudibyo.
Provinsi Kalbar menjadi perhatian pusat karena jumlah remaja yang melahirkan jauh di atas angka nasional.
"Secara nasional, angka remaja yang melahirkan sebanyak 48 orang dari seribu kelahiran. Namun untuk Kalbar, mencapai 120 orang remaja putri yang melahirkan dari seribu kelahiran," kata dia.
Kondisi tersebut memicu angka kematian ibu saat melahirkan ikut meningkat serta kelahiran yang tidak sehat. "Sehingga ini harus ditangani secara serius," katanya menegaskan.
Ia melanjutkan, kerja sama dengan pemerintah daerah merupakan salah satu solusi untuk membentuk pusat informasi dan konseling bagi remaja dan mahasiswa. "Karena lokasi di daerah, dan pemerintah daerah yang mempunyai sekolah," katanya.
Orang tua, ujar Sudibyo Alimoeso, juga harus mengintensifkan waktu komunikasi dengan anak dan keluarga. "Jangan khawatir kalau anak tahu tentang seksualitas, bukan berarti mereka akan melakukannya. Tetapi cara menghindar agar tidak mengambil sikap dan tindakan yang salah serta menghancurkan masa depan mereka," katanya mengingatkan.
Bupati Landak Adrianus Asia Sidot tidak memungkiri bahwa ada sejumlah siswa yang akhirnya tidak dapat mengikuti ujian sekolah karena menikah.
"Saat saya menginspeksi mendadak ke sejumlah sekolah, kasus seperti itu, ditemukan," ujar dia.
Di Kabupaten Landak, sekitar 40 persen dari 398 ribu penduduk hasil survei, adalah usia remaja. Ia sepakat bahwa kalangan remaja perlu mendapat perhatian penuh agar mereka mampu merencanakan kehidupan berkeluarga secara baik.
Ratusan pelajar dan mahasiswa di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, mengikuti sosialisasi tentang program Generasi Berencana Goes to School yang digelar BKKBN dan pemerintah daerah setempat di kantor bupati, Ngabang, Kamis.
Hadir dalam acara tersebut Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat Sudibyo Alimoeso, Bupati Landak Adrianus Asia Sidot, Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar Mustar dan pejabat terkait.
***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014