Jakarta (Antara Kalbar) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar menunjukkan kepalan tinju saat menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Kita salamnya ini saja," kata Akil sambil mengarahkan tangan yang dikepal kepada wartawan yang meliput di tempat pemungutan suara (TPS) di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jakarta, Rabu.

Akil yang pada 30 Juni 2014 lalu baru saja divonis penjara seumur hidup, karena dinilai terbukti menerima hadiah terkait pengurusan 10 sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) di MK dan tindak pidana pencucian uang.

"Wartawan semua pro-Jokowi ya?" tanya Akil yang mengenakan kaos biru berkerah itu.

Mantan anggota DPR periode 1999-2004 dan 2004-2009 itu pun kembali berulah dengan menggerakkan tangan kanan di depan leher seakan-akan menunjukkan potong leher.

Hal itu seperti menyidir pernyataannya sendiri yang mengatakan bahwa hukum bagi koruptor adalah potong jari.

Sedangkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishak seusai mencoblos hanya tersenyum lebar seraya menunjukkan jari telunjuk yang sudah dicelup tinta ungu.

"Sudah nyoblos nih," ucap Akil singkat.

Meski ia mengenakan kemeja kotak-kota yang kerap disandingkan sebagai simbol calon presiden nomor urut dua Joko Widodo, namun Luthfi konsisten mengacungkan jari telunjuk yang menunjukkan capres nomor urut satu Prabowo Subianto.

Partai yang membesarkan nama Luthfi, PKS, adalah salah satu partai koalisi pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Pilihan yang tidak jelas pun ditunjukkan oleh Bupati Bogor Rachmat Yasin yang mengacungkan tanda "victory" dengan tangan kanan, namun tangan kirinya mengacungkan jari telunjuk yang berarti satu.

Padahal, partai asal Yasin, Partai Persatuan Pembangunan juga salah satu partai koalisi pasangan capres-cawapres nomor urut satu.

Ada 18 orang tahanan yang menggunakan hak pilihnya di TPS di dalam rutan KPK yaitu mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq; mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Budi Mulya; mantan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Syahrul R Sampurnajaya.

Lainnya, mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia Tafsir Nurchamid; mantan Kepala PT Nindya Karya Cabang Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darusalam Heru Sulaksono; Bupati Biak Yesaya Sombuk. Mereka dibawa dari rumah tahanan Detasemen Polisi Militer (Denpom) Guntur Kodam Jaya
   
Selanjutnya ada mantan anggota Komisi II DPR dari fraksi Partai Golkar Chairun Nisa; advokat Susi Tur Andayani; serta direktur PT Kaltim Parna Industri (KPI) Artha Meris Simbolon; mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar; mantan Menpora Andi Alifian Mallarangeng; orang dekat Luthfi Hasan, Fathanah dan Bupati Bogor Rachmat Yasin.

Masih ada pemilik PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo yang terlibat dalam pemberian suap dalam pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan, Anas Urbaningrum; Direktur utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto; Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddy Renyut yang diduga menyuap Bupati Biak dan terakhir adalah pengusaha Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.

Proses pencoblosan berlangsung singkat yaitu mulai pukul 09.15 hingga 09.45 WIB. Hasil suara tersebut akan dibawa ke TPS 18 Kelurahan Karet.

"Awalnya ada 21 orang pemilih, tapi 3 orang sudah dipindah ke Bandung, jadi totalnya ada 18 orang yang memilih di rutan KPK," kata anggota KPPS TPS 18 Sutrisno.

Pewarta: Desca Lidya Natalia

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014