Pontianak (Antara Kalbar) - BKKBN Provinsi Kalimantan Barat akan mengoptimalkan sisa waktu selama enam bulan mendatang untuk memenuhi target program yang belum tercapai.


Kepala Balai Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Provinsi Kalbar Gun Jamani saat dihubungi di Pontianak, Minggu menuturkan, berdasarkan hasil evalkuasi program, masih ada yang tingkat pencapaiannya rendah.


"Misalnya untuk metode kontrasepsi jangka panjang, realisasi hingga akhir semester pertama, baru 10 persen. Idealnya memang 50 persen," ujar Gun Jamani.


Kemudian, target untuk KB pria juga berada di kisaran 10 persen. Namun, lanjut dia, bukan berarti ada kegagalan dalam program tersebut.


"Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi itu," ujar dia. Misalnya, penghimpuan data kini menggunakan sistem "online".


Sementara cakupan prosentase laporan dari sarana pelayanan seperti puskesmas, klinik maupun bidan, masih dibawah 75 persen.


"Artinya, ada yang tidak terlapor. Nah, di sistem yang online, hanya yang terlapor yang dibaca sistem," kata Gun Jamani.


Selain itu, masih banyak pasangan usia subur yang ingin menggunakan alat kontrasepsi namun belum terjangkau oleh pelayanan.


"Kami akan dekatkan jangkauan, kalau dulu di puskesmas, sekarang boleh sampai polindes, posyandu, serta meningkatkan frekuensi petugas lapangan KB," kata dia.


Sedangkan untuk penghimpunan data, pihaknya akan memacu laporan agar tercapai 100 persen. "Kalau tidak, maka ada yang sudah dibina tetapi tidak terlaporkan," ujarnya.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014