Jakarta (Antara Kalbar) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi bergerak menguat 63 poin menjadi Rp12.434 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.497 per dolar AS.
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa laju nilai tukar rupiah kembali berada di area positif terhadap dolar AS seiring masih adanya imbas hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
"Hasil rapat FOMC memberikan sinyal belum akan dinaikkannya suku bunga The Fed, situasi itu masih memberikan dampak positif bagi mata uang domestik," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, terjaganya mata uang rupiah juga seiring dengan langkah pemerintah yang melakukan intervensi, Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa pihaknya akan menjaga level mata uang di kisaran Rp11.900-Rp12.300 per dolar AS.
"Masih adanya sentimen positif memungkinkan laju nilai tukar rupiah untuk dapat kembali bergerak positif," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, penilaian maraknya jatuh tempo utang korporasi di akhir tahun serta perkembangan ekonomi AS yang bertahap menunjukkan perbaikan masih membayangi laju mata uang rupiah. Akibatnya, potensi dolar AS kembali menguat cukup terbuka.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa penguatan dolar AS mulai mereda di awal sesi Asia, kondisi itu cukup memberikan sentimen positif bagi rupiah. Dolar AS terkena aksi ambil untung setelah indeks dolar AS meraih penguatan signifikan terhadap mata uang rupiah.
Selain itu, ia mengatakan bahwa mulai stabilnya nilai tukar rubel Rusia dan harga komoditas global juga meredakan kecemasan atas potensi gejolak lebih lanjut di pasar keuangan global.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa laju nilai tukar rupiah kembali berada di area positif terhadap dolar AS seiring masih adanya imbas hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
"Hasil rapat FOMC memberikan sinyal belum akan dinaikkannya suku bunga The Fed, situasi itu masih memberikan dampak positif bagi mata uang domestik," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, terjaganya mata uang rupiah juga seiring dengan langkah pemerintah yang melakukan intervensi, Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa pihaknya akan menjaga level mata uang di kisaran Rp11.900-Rp12.300 per dolar AS.
"Masih adanya sentimen positif memungkinkan laju nilai tukar rupiah untuk dapat kembali bergerak positif," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, penilaian maraknya jatuh tempo utang korporasi di akhir tahun serta perkembangan ekonomi AS yang bertahap menunjukkan perbaikan masih membayangi laju mata uang rupiah. Akibatnya, potensi dolar AS kembali menguat cukup terbuka.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa penguatan dolar AS mulai mereda di awal sesi Asia, kondisi itu cukup memberikan sentimen positif bagi rupiah. Dolar AS terkena aksi ambil untung setelah indeks dolar AS meraih penguatan signifikan terhadap mata uang rupiah.
Selain itu, ia mengatakan bahwa mulai stabilnya nilai tukar rubel Rusia dan harga komoditas global juga meredakan kecemasan atas potensi gejolak lebih lanjut di pasar keuangan global.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014