Sungai Raya (Antara Kalbar) - Bank Indonesia bekerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pontianak dan Kemenkum HAM, melaksanakan Seminar Motivasi Wirausaha terhadap warga binaan, yang menghadirkan salah satu motivator nasional, Erie Sudewo.

"Kegiatan seminar wirausaha ini merupakan salah satu program berkelanjutan berdasarkan MoU yang telah disepakati untuk bertahap ke level nasional, dan juga ke level provinsi. antara Bank Indonesia melalui Inkubator Bisnis dan pihak Kemenkum HAM Kalbar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Kalimantan Barat, Dwi Suslamanto di Sungai Raya, Senin.

Dia menjelaskan, sejak enam bulan lalu, BI Kalbar dan pihak pengelola Lapas Kelas IIA Pontianak telah melakukan kerja sama dalam pembentukan Inkubator Bisnis UMKM untuk warga binaan di Lapas tersebut.

"Dalam program itu, warga binaan yang dipilih oleh pihak Lapas diberikan pembekalan tentang kemampuan berwirausaha selama enam bulan melalui program Inkubator Bisnis UMKM. Harapannya, setelah masa tahanan warga binaan ini selesai, mereka tidak kembali terjerumus dalam kesalahan yang sama namun bisa menjadi individu yang produktif dan justru bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain," tuturnya.

Sejauh ini, lanjutnya, Inkubator Bisnis UMKM Bank Indonesia yang dikelola oleh Lembaga Swa Bina Prakarsa telah membuka dua kelas di Lapas tersebut, yakni kelas lelaki dan kelas wanita. Bahkan dalam waktu dekat, peserta Inkubator Bisnis UMKM Lapas Kelas IIA Pontianak, untuk peserta lelakinya akan segera diwisuda.

Untuk ke depannya, kata Dwi, BI akan melaksanakan program-program terhadap warga binaan yang akan bebas untuk menghadapi dunia luar dengan memiliki usaha dengan melibatkan program 2 tahun bisnis selama 6 bulan ini pelaku usaha harus menabung di Bank.

"Kita akan berikan program ini yang sebelumnya harus nabung sebesar nilai tertentu, nanti hasil tabungannya akan digunakan untuk prosesi kecil usaha, lalu kita juga tidak akan selesai saja program itu, karena sifatnya multi sehingga warga binaan yang belum bebas atau sudah bisa mandiri," kata Dwi.

Dwi berharap terhadap program-program yang dilaksanakan di Lapas Klas II A Pontianak dapat segera disertifikasi untuk terdaftarkan data warga binaan dalam berkecimpung di bidang usaha tersebut.

"Sementara produk lidah buaya yang diunggulkan saat ini di lapas, tapi tidak menutup kemungkinan produk di lapas ini juga saya menginginkan semuanya dapat disertifikasi, karena 2015 ini masuk dalam persaingan pasar bebas," katanya. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014