Singkawang (Antara Kalbar) - Ketua Kelompok Mangrove Karang Asri, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Muhtadi mengakui cuaca dan gelombang tinggi yang terjadi sejak Oktober menyulitkan penanam mangrove yang berfungsi menahan abrasi pantai.
    "Sekarang gelombang masih tinggi. Bahkan sejak Oktober kemarin. Jika gelombang besar jadi kami kesulitan untuk menanam mangrove," kata Muhtadi di Singkawang.
    Muhtadi menyebutkan, siklus seperti ini memang terjadi setiap tahunnya. "Gelombang mulai tenang, ketika bulan Maret hingga September. Karena jika menanam sekarang akan merugi. Baru saja ditanam sudah dihantam gelombang besar," kata dia.
    Muhtadi sendiri bukan satu-satunya kelompok peduli mangrove di Kota Singkawang. Tidak sedikit mangrove yang sudah ditanamnya di kawasan pantai Sedau. Hanya saja belum membuahkan hasil yang maksimal.
    "Sebelumnya ada yang memang peduli mangrove di sini, ketika orangnya sudah meninggal dunia. Jadi saya yang melanjutkannya lagi. Cuma belum menunjukkan hasil yang signifikan. Proses ini tidak secara instan, butuh waktu," kata dia.
    Sejauh ini, kata Muhtadi, kendala yang dialaminya hanya berhadapan dengan alam. Jika cuaca buruk, maka dipastikan akan menelan kerugian baik dari waktu, materi dan tenaga.
    "Saya pernah merugi hingga jutaan rupiah, karena menanam saat gelombang besar," kata dia.
    Sejauh ini, Muhtadi masih terus berupaya agar tanaman mangrovenya bisa berhasil. "Berbagai upaya sudah saya lakukan. Mulai dari area penanaman yang sebelumnya lebih mengarah ke daratan. Kemudian diubah lebih mengarah ke laut," jelas dia.

Pewarta: Rudi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015