Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Landak menuding tingginya mobilitas dan kelebihan kapasitas angkut kendaraan-kendaraan milik perusahaan sawit, telah mempercepat kerusakan jalan di kabupaten itu.
"Memang jalan yang dibangun pemerintah untuk aktivitas angkutan barang dan orang, tetapi karena tingginya mobilitas dan kelebihan kapasitas angkut kendaraan sawit milik perusahaan perkebunan semakin mempercepat kerusakan jalan-jalan di Landak," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Landak Erani saat dihubungi di Ngabang, Selasa.
Ia menjelaskan Pemkab Landak setiap tahun menganggarkan untuk perbaikan dan pembangunan jalan baik antardesa dan kecamatan di sejumlah titik jalan.
"Perbaikan dan pembangunan jalan dilakukan secara bertahap, sesuai kemampuan APBD Landak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Landak, Alpius membenarkan tingginya mobilitas truk angkutan sawit berdampak jalan cepat rusak, tetapi truk angkutan sawit, tidak hanya milik perusahaan saja, tetapi juga ada milik masyarakat.
"Kerusakan jalan wajar, perusahaan juga mengharapan pemerintah memperbaiki jalan penghubung desa dengan jalan protokol. Kalau jalan di kawasan kebun memang kewenangan perusahaan yang membangunnya," kata Alpius.
Menurut Alpinus koordinasi terkait pengawasan dengan Dishubkominfo Landak dan Provinsi Kalbar juga harus diintensifkan dalam mencegah angkutan barang yang melebihi tonase agar tidak diizinkan masuk atau jalan di jalan-jalan kapasitas rendah.
"Perusahaan sawit yang kini sudah produksi diantaranya milik Wilmar, Djarum, sedangkan Sampoerna baru bangun kebun," ujarnya.
Dari pantauan di lapangan jalan-jalan raya yang tiap hari dilewati truk angkutan sawit dari kebun seperti Jalan Ngabang-Mungguk, Jalan Ngabang-Serimbu dan jalan negara dalam kota Ngabang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Memang jalan yang dibangun pemerintah untuk aktivitas angkutan barang dan orang, tetapi karena tingginya mobilitas dan kelebihan kapasitas angkut kendaraan sawit milik perusahaan perkebunan semakin mempercepat kerusakan jalan-jalan di Landak," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Landak Erani saat dihubungi di Ngabang, Selasa.
Ia menjelaskan Pemkab Landak setiap tahun menganggarkan untuk perbaikan dan pembangunan jalan baik antardesa dan kecamatan di sejumlah titik jalan.
"Perbaikan dan pembangunan jalan dilakukan secara bertahap, sesuai kemampuan APBD Landak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Landak, Alpius membenarkan tingginya mobilitas truk angkutan sawit berdampak jalan cepat rusak, tetapi truk angkutan sawit, tidak hanya milik perusahaan saja, tetapi juga ada milik masyarakat.
"Kerusakan jalan wajar, perusahaan juga mengharapan pemerintah memperbaiki jalan penghubung desa dengan jalan protokol. Kalau jalan di kawasan kebun memang kewenangan perusahaan yang membangunnya," kata Alpius.
Menurut Alpinus koordinasi terkait pengawasan dengan Dishubkominfo Landak dan Provinsi Kalbar juga harus diintensifkan dalam mencegah angkutan barang yang melebihi tonase agar tidak diizinkan masuk atau jalan di jalan-jalan kapasitas rendah.
"Perusahaan sawit yang kini sudah produksi diantaranya milik Wilmar, Djarum, sedangkan Sampoerna baru bangun kebun," ujarnya.
Dari pantauan di lapangan jalan-jalan raya yang tiap hari dilewati truk angkutan sawit dari kebun seperti Jalan Ngabang-Mungguk, Jalan Ngabang-Serimbu dan jalan negara dalam kota Ngabang.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015