Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua KPU Provinsi Kalimantan Barat Umi Rifdiyawati selama hampir tiga minggu, tepatnya 9 - 28 Februari lalu berkunjung ke Amerika Serikat. Ia terpilih sebagai satu dari tiga orang di Indonesia yang mendapat kesempatan mengikuti International Visitor Leadership Program dengan tema "Accountability in Goverment and Business". Ia juga belajar singkat tentang "e-Counting" di lembaga pelaksana pemilu setempat, tepatnya di Duval County, Florida.

    Berikut kisah lanjutannya seperti disampaikan ke redaksi www.antarakalbar.com:
 

    Banyak pemahaman dan pengalaman menarik setelah mengunjungi Supervisor of Elections di Duval County yang mungkin bisa diterapkan di Indonesia nantinya. Florida adalah negara bagian di AS yang pemungutan suara dilakukan dengan cara memberi tanda di surat suara (paper ballot).

    Kemudian,  surat suara yang sudah ditandai tersebut akan di-scan oleh petugas melalui scanner yang tersedia di setiap Tempat Pemungutan Suara (e-counting). Dengan cara ini tingkat akurasinya hampir 100 persen.

    Saya menanyakan apakah mereka mempunyai pengalaman tentang pelaksanaan e-voting. Supervisornya menjelaskan bahwa negara bagian Florida pernah menerapkan e-voting, namun ternyata berdasarkan pengalaman mereka, program e-voting mudah untuk dicurangi sehingga pemerintah negara bagian Florida menghentikannya dan memutuskan untuk menggunakan surat suara (paper ballot) dan penghitungan suaranya menggunakan e-counting yang  hasilnya sangat akurat.

    Ada beberapa peralatan pendukung yang digunakan. Diantaranya, ruangan call center. Disini terdapat petugas yang menjawab panggilan telepon dari masyarakat. Para petugas tersebut akan menjawab pertanyaan dan keluhan masyarakat seputar pelaksanaan pemilu.

    Termasuk mencatat permintaan pemilih untuk dikirimi surat suara ke alamat rumahnya bagi yang akan memilih melalui pos. Di negara bagian Florida, pemungutan suara bisa dilaksanakan lebih awal sebelum hari pemungutan suara, yaitu melalui pos dengan mengirimkan  surat suara yang sudah ditandai paling lambat satu hari sebelum hari pemungutan suara, atau dengan cara datang langsung ke Tempat Pemungutan Suara pada hari pemungutan suara.

    Berbeda dengan negara bagian Washington yang semua pemilih dikirimi surat suara untuk selanjutnya dikirimkan melalui pos ke alamat kantor KPU-nya sehingga pada hari pemungutan suara tidak disediakan Tempat Pemungutan Suara.

    Pengiriman surat suara melalui pos merupakan bagian dari pelayanan untuk memudahkan pemilih dan upaya meningkatkan partisipasi pengguna hak pilih di Amerika Serikat.

    Kami juga berkesempatan melihat scanner yang digunakan untuk menghitung hasil perolehan suara masing-masing peserta pemilu (e-counting) yang tersedia di setiap TPS. Dengan memindai surat suara yang sudah ditandai ke scanner, maka hasil pemilu sudah bisa diketahui pada hari yang sama dengan tingkat akurasi yang hampir 100%.

    Berdasarkan ketentuan yang berlaku, di samping penghitungan hasil pemilu melalui e-counting,  petugas TPS juga wajib menyerahkan data hasil pemilu secara manual. Data manual tersebut disalin ke flashdisk yang sudah disiapkan dan diserahkan pada hari yang sama bersamaan dengan penyerahan seluruh peralatan pemungutan suara ke KPU.

    Alat pendukung lain adalah tersedianya mesin presensi kehadiran pemilih di seluruh Tempat Pemungutan Suara, dengan cara menggesekkan Kartu Identitas maka akan bisa diketahui apakah pemilih tersebut sudah menggunakan hak pilihnya atau belum, baik dengan cara datang langsung ke TPS atau melalui pos, semuanya akan terdeteksi di mesin presensi kehadiran ini.

    Terdapat juga alat bantu untuk pemilih penyandang disabilitas yang tersedia di setiap TPS. Di kantor KPU nya juga tersedia alat untuk menghitung surat suara yang dikirim pemilih melalui pos, mesin ini dapat menghitung 5.000 lembar surat suara dalam 10 menit.

    Itulah beberapa alat pendukung penyelenggaraan pemilu yang sempat saya lihat. Untuk pengadaan alat pendukung tersebut biaya yang dianggarkan sekitar 600.000 USD yang disediakan untuk sekitar 2.000 TPS.

    Tapi alat-alat tersebut dapat bertahan hingga 16 tahun dan digunakan pada saat pemilu nasional maupun pemilu lokal di Duval County. Semua peralatan pendukung tersebut belum tentu sama atau tersedia di negara bagian lainnya, hal ini tergantung pada kebijakan masing-masing negara bagian.
    
    Di akhir pembicaraan Supervisornya berbagi pengalaman tentang kunci sukses selama bekerja dilembaga ini yaitu transparansi. Beliau mengatakan bahwa transparansi merupakan elemen penting dalam pelaksanaan pemilu sehingga setiap bagian dari program pekerjaannya selalu dapat disaksikan oleh masyarakat.

    Dia akan sangat senang jika masyarakat hadir dan ikut menyaksikan proses kerjanya. Di Indonesia, tranparansi sukses dibangun dan dilaksanakan oleh KPU RI saat pemilu 2014 dan semoga menjadi komitmen yang sama bagi kami penyelenggara pemilu di provinsi, kabupaten/kota sampai KPPS. Semoga bermanfaat.
*Ketua KPU Provinsi Kalbar

Pewarta: *Umi Rifdiyawati

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015