Putussibau (Antara Kalbar) - Camat Embaloh Hulu Drs Hermanus Jemayung menyatakan hingga kini masyarakat di beberapa desa di wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, masih banyak yang tidak mengetahui titik batas antarnegara.
     
"Ada beberapa desa di Embaloh Hulu yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu diantaranya Desa Benua Sadap, Temau, Langan Baru dan Rantau Prapat," katanya di Putussibau, Kamis.
    . 
Desa-desa itu berbatasan langsung dengan daerah Batu Lintang, Kapet, Malaysia. Meski berbatasan langsung, namun permukiman di kedua daerah sangat jauh dan dibatasi hutan yang sangat luas dan tidak berada dalam garis lurus.
      
Ia menambahkan, ada beberapa isu yang kerap marak di perbatasan seperti tentang penebangan kayu. "Juga tidak bisa dibenarkan. Karena butuh pembuktian. Mengingat batas negara berkelok-kelok. Jika dilihat dari jauh seperti sudah memasuki wilayah Indonesia. Akan tetapi setelah dilihat dari dekat masih dalam wilayah Malaysia," kata Jemayung
    
Ia melanjutkan, untuk itu isu pembalakan liar di perbatasan Malaysia-Embaloh Hulu perlu pembuktian benar atau tidaknya. Ia juga mengklarifikasi dugaan pencemaran lingkungan seperti adanya aktivitas PETI di wilayah taman nasional, yang menyebabkan air keruh dan sebagainya.
     
"Bisa saja akibat tanah longsor. Namun demikian juga tidak bisa dikatakan karena membuka kegiatan ilegal loging. Semuanya perlu pembuktian. Apalagi jarak pemukiman penduduk Malaysia dan Embaloh Hulu sangat jauh, dibatasi oleh taman nasional," ujar dia.

Pewarta: Andre

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015